Chapter 23

435 58 4
                                    

YANG BACA WAJIB VOTE & COMENT❕️
.
Btw, sorry buat telat up nya. Maklum, Xie juga punya kesibukan selain menulis ini. Kalian jangan hilang, ya. Xie mungkin nggak akan bisa up tiap hari, tapi Xie akan usahain untuk tetap melanjutkan cerita ini.
SEE U❤️

.
.
.
.

╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
CAREL
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════

Satu jam.

Selama itu Carel menunggu. Sampai bela-belain bangun pagi, mandi dengan air dingin-yang nyatanya ia jarang mandi pagi. Bahkan, tidak sempat memeriksa apakah buku yang akan ia bawa sekolah sudah benar. Persetan dengan semua itu! Carel hanya ingin menunggu pasutri itu keluar dan meninggalkan kamar mereka.

Gotcha!

Pasutri itu akhirnya keluar juga dengan pakaian formal dan anggunly, sampai Carel harus dibuat muntah mendapati dua orang itu berciuman mesra. Saling berpelukan-yang seharusnya mereka lakukan di dalam kamar. Memang aneh dan freak, cukup untuk mengundang tatap sinis dari mata hazel Carel.

"Gue doain deh, kalian gak akur setelah nunjukin drama memuakkan ini sama gue."

Carel tak lagi mempedulikan pasutri yang sudah menuruni tangga dengan langkah gagah, sementara sang istri dengan langkah anggun layaknya pasangan Raja dan Ratu. Karena sekarang, Carel mulai fokus mencari cara untuk membuka pintu kamar, yang sialnya sudah dikunci ini. Pakai pin pula! Orang kaya memang sangat merepotkan.

"Mana gue tahu pinnya, anjing! Gak yakin gue kalo tanggal lahir Bang Dhava, atau Sakya dan Jenan. Atau, mungkin tanggal pernikahan mereka?"

Detik selanjutnya, Carel langsung mengacak-acak rambutnya sampai berantakan bak orang yang baru bangun tidur. Beberapa digit nomor yang ia masukkan salah. Mencoba pakai tanggal lahir kembar dan Dhava pun, tetap saja salah.

"Emang, mereka nikah?" Carel tertawa sarkas. "Mana mungkin! Kalau iya, kapan nikahnya? Hah, coba aja waktu itu gue udah ada. Pasti tahu tanggal pernikahan mereka."

Carel kembali menekan acak tiap digit nomor pada pin. Pertama tanggal lahir Dhava, tapi masukkan angka yang terbalik alias tahun dulu, bulan, baru angka. Tapi tetap saja salah. Tebakan paling tepat, pasti tanggal pernikahan Helena dan Ardani. Sayangnya, Carel tak tahu. Atau, ia harus mencari tahu dulu?

Carel menarik napas panjang. "Lama-lama, gue dobrak juga nih pintu kek tai! Pin anjing! Bikin susah gue aja, lu! Gue udah bela-belain bangun pagi-pagi banget cuman buat hasil yang gak berguna? Anjing emang!"

Carel menyandarkan punggung ke dinding dekat pintu. Memasang wajah suram luar biasa. Memasukkan kedua tangan ke saku jaket untuk menyembunyikan kepalan kuatnya yang sampai membuat kuku-kuku jari memutih. Pengorbanan pagi ini sungguh hanya sia-sia. Tidak membuahkan hasil. Yang ada dapat zonk!

"Ngapain lo di situ?"

Carel mengabaikan pertanyaan Jiken. Sibuk melukai kulit telapak tangannya dengan sebagian kuku jari yang panjang. Sampai menarik kepalan tangan kanan dan menonjok dinding dengan sangat kuat.

CARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang