Chapter 7

776 83 3
                                    

BAGI KALIAN YANG MEMBACA CERITA INI, XIE SANGAT BERHARAP KALIAN MAU MEMBERIKAN VOTE AND COMENT NYA😊

.
.
.
.

╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
CAREL
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════╝

"Wih, nggak nyangka lo bakal kayak gitu, Ka."

Carel berdecak kagum sambil bertepuk tangan heboh. Dia bahkan mengabaikan keadaan tiga manusia yang nampak mengenaskan. Seragam penuh bercak darah, hidung dan sudut bibir berdarah. Dan yang paling parah, sebelah mata mereka nampak membiru.

Carel pikir Renka itu lemah, menye-menye, dingin hanya untuk mencari perhatian saja. Tapi ternyata, dibalik wajah dingin bak kutub kulon, dia punya kemampuan bela diri yang mumpuni.

Buktinya, hanya pipi sebelah kiri saja yang nampak babak belur, juga sudut bibir berdarah. Tapi penampilannya masih seperti biasa. Macam anak OSIS yang sering dijadikan babu sekolah, cukup rapi.

Renka mengabaikan binar kagum di mata Carel. Dia lebih memilih berjongkok dengan sebelah kaki, dan tangan kanan berada di atas paha, tepat berhadapan dengan tiga manusia mengenaskan itu.

Oke. Daripada menjalankan misi untuk melindungi Renka. Lebih baik Carel menjadikan Renka sebagai rekan bully nya saja. Cowok itu mempunyai kriteria di luar dari ekspektasi yang Carel pikirkan, jadi dia akan sangat cocok menjadi rekannya.

Carel terus bergosip ria dengan batinnya sambil senyum-senyum sendiri. Sudah sangat cocok dibawa ke rumah sakit jiwa. Dia sampai tak sadar akan perbuatan Renka yang cukup mengerikan.

"Ampun! Lepasin gu- Akhh!"

Setelah satu dari tiga manusia itu berteriak, barulah Carel sadar. Renka dengan sangat berbaik hati mengusap darah di sudut bibir mereka dengan bilah pisau lipat-yang entah sejak kapan berada di genggamannya.

Carel hanya diam menyaksikan. Dia cukup tertarik untuk menunggu apa yang akan terjadi. Mungkin, Renka akan berakhir sama seperti dirinya nanti. Di skors, atau buruknya dikeluarkan dari sekolah.

Membayangkannya saja sudah membuat darah Carel berdesir. Setelah menunggu hampir tiga hari, akhirnya drama di sekolah akan tayang perdana hari ini atau besok.

"Ka, seharusnya lo sobek aja bibirnya tuh."

Renka berdecak. Sebelum berdiri dan menarik Carel keluar, dia menyempatkan diri untuk menendang salah satu dari mereka bertiga, hingga ambruk ke lantai menghantam dinding.

"Babi! Jangan pegang-pegang. Tangan lo bau amis!"

Carel menyentak lepas tangannya. Mengusapnya dengan tisu basah, dan menjadikan kain kemeja Renka sebagai lap. Sangat sopan sekali, sampai wajah Renka sudah sangat suram.

"Lo udah liat 'kan, apa yang baru aja gue lakuin sama mereka?"

Carel mengangguk dengan wajah santai. Sangat tidak mempedulikan aura sekitar yang sudah seperti AC berjalan, sangat dingin. Tapi anehnya, cowok itu tetap santai dengan tangan terlipat di dada.

Mungkin karena nada bicara Renka yang sudah seperti Polisi mengintrogasi seorang kriminal. Suasana dan aura sekitar menjadi dingin dan suram. Sayang sekali, Carel cukup tidak peduli akan hal ini.

CARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang