Chapter 18

482 65 9
                                    

YANG BACA WAJIB VOTE & COMENT❕️

.
.
.
.

╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
CAREL
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════

"Mau pulang."

Renka malah semakin erat memeluk tubuh Carel. Ia tidak akan membiarkannya pergi kali ini. Biarkan Jiken kalang kabut di luar sana. Kalaupun kemari, toh para bodyguard suruhan Renka sudah bersiap menjadi pintu gerbang terkuat di mansion ini.

Carel berdecak. Ia tak menyerah dan memberontak. Cowok itu sampai mencubit perut Renka. Dan cara ini berhasil. Membuat Renka akhirnya melepas pelukan dengan tidak rela. Sekarang sibuk mengusap perutnya yang sepertinya memerah.

"Lo liat nih bocah."

Carel memperlihatkan banyak notifikasi dan panggilan tak terjawab dari Jiken. Membuat sangat muak, sampai ia pun menyerah dan akan pulang. Walau jujur saja, Carel cukup nyaman di sini. Sekalipun ada gangguan tak mengenakkan berasal dari bocil manja macam Renka.

Renka berdecak dan tanpa aba-aba merebut ponsel Carel. Setelah itu dengan cepat menekan kata Blokir tepat di kontak profil dengan nama Jiken Titan💀 di sana. Cukup miris, tapi Renka tidak peduli.

"Udah, sekarang aman. Lo bisa tenang di sini. Sama gue."

Carel mengangkat bahu. Apa pun itu, ia akan tetap pulang. Tidak peduli jika Renka mau melarang, atau bahkan mengunci semua jendela dan pintu. Masih ada jalan lain lagi yang bisa Carel lakukan.

"Lo masih mau pergi? Lo lupa, pintu kamar masih terkunci."

Carel tetap melangkah santai. Di ambang pintu, ia berhenti dan berbalik badan. Memberi senyum miring pada Renka, membuat cowok itu seketika menegang dan reflek beranjak dari atas ranjang.

"Kasihin kuncinya cepet."

Hanya nada tenang dan rendah, tapi mampu membuat bulu leher Renka berdiri. Dari jarak yang tak terlalu jauh, Carel melipat kedua tangan di depan dada. Tubuh cowok itu bersender di daun pintu, membuat Renka tanpa sadar membuang muka.

Uh, diam-diam Renka iri. Tubuh Carel memang mungil, tapi lebih tinggi. Belum lagi kulit seputih kapas, dan wajah imut juga tampan di saat bersamaan. Membuat gemas sekaligus takjub dan terpesona, di saat bersamaan pula.

"Mana ada. Gue 'kan udah bilang, kalo-"

Tubuh Renka menegang seketika. Ucapan cowok itu langsung tertelan kembali. Ia bahkan tidak berani menoleh, karena tahu sosok Carel sudah berada di hadapannya. Menatap dengan sorot tenang, namun penuh arti.

"Rumah segede gini ga ada kunci cadangan." Carel terkekeh. "Are u kidding me?"

Kekehan Carel lebih mirip desisan mematikan di telinga Renka. Cowok itu bahkan tetap dengan kepala menoleh samping. Sungguh, ia tak berani untuk sekedar menatap manik Carel.

Sial!

Renka tidak mengerti. Dulu, ia tak akan pernah punya sikap bodoh seperti ini pada siapapun. Sekalipun ada yang merundung, atau bahkan memukuli sampai babak belur, Renka akan tetap berdiri tegak dengan sikap angkuh.

CARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang