YANG BACA CERITA INI WAJIB KASIH VOTE & COMENT❕️
.
.
.
.╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
CAREL
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════╝"Kamu tadi, kenapa bisa sama Ken dan Renka?"
Pertanyaan Madhava membuat Carel yang sempat men dribble bola jadi salah fokus. Alhasil, cowok itu gagal mencetak point. Malah melempar bola hingga menabrak tiang listrik.
"Kenapa jadi ngomongin mereka? Gue males, Bang. Mereka nyebelin."
"Jangan bilang, kamu semalam ada bersama salah satu dari mereka?"
Tepat pertanyaan Dhava mengalun, Carel minum setengah botol air mineral. Dan setengahnya ia guyur tepat membasahi kepala hingga wajah cowok itu, membuat helai hitam pekatnya basah.
"Kenapa, emang?"
Dhava duduk di kursi kayu panjang. Tangan cowok itu menggenggam kuat botol air mineral, hingga sedikit remuk. Sementara raut wajahnya nampak suram, namun Carel tak menyadarinya. Pemuda itu fokus memungut bola basket yang sudah keluar dari lapangan outdoor.
"Renka juga bagian dari Sanjaya."
Ucapan Dhava sukses membuat Carel mengabaikan bola basketnya. Cowok itu langsung berdiri dan mendekati Dhava. Duduk di samping kanan dengan sebelah alis terangkat. Cukup penasaran rupanya, karena Renka tadi tak mengatakan apa pun.
Carel sebenarnya sudah berasumsi seperti itu. Hanya saja, terlalu aneh jika Renka memang memiliki hubungan keluarga dengan Sanjaya. Karena jelas sekali, cowok itu tak semencolok keluarga Sanjaya ketika di sekolah.
Dhava menoleh dan tersenyum. Cowok itu dengan telaten menyingkap helai rambut Carel yang basah. Nyaris saja menutup kedua manik cowok itu. Terlihat lucu memang. Tapi Dhava tak ingin adiknya terjatuh nanti.
"Ayah Renka itu Adik dari Papa, Rel."
Carel mengangkat alis. "Gue udah jadi bagian dari Sanjaya. Tapi, kenapa lo semua gak ngasih tahu gue semua anggota keluarga ini? Termasuk, Bokap and Nyokap kalian. Gue aja belum tahu nama mereka."
Dhava tersenyum simpul. "Surprise buat kamu nanti. Kalau Papa udah pulang, beliau sendiri yang akan memperkenalkan diri."
Ada yang aneh. Dhava sama sekali tak menyinggung tentang ibunya. Carel memang sedikit tahu tentang Sanjaya. Tapi untuk yang ini, ia rasa masih buram untuk mencari tahu lebih detail lagi.
"Kamu tadi belum jawab pertanyaan Abang."
Carel mengerutkan kening. "Yang mana?"
Dhava mengalihkan pandang dan menarik napas pelan. Rasanya ingin sekali menjitak kening Carel. Tapi sayang sekali, karena ia tak bisa setega itu pada sang Adik kesayangan.
"Canda, Bang. Ah elah, suram bener muka lo." Carel menyenggol pelan bahu Dhava. "Gue ada di apart nya Jiken."
Dhava langsung menoleh lagi dengan mata sedikit membola. Dia sampai merubah gaya duduk, agar sepenuhnya menghadap Carel, membuat pemuda di depannya ini langsung tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
CAREL
Fiksi RemajaCarel Buana, remaja laki-laki yang hidup dalam kesendirian dari sejak kecil. Sang Ibu sudah meninggal, dan dia tak tahu tentang siapa sang Ayah. Kehidupan Carel tidak jauh-jauh dari hal 'toxic'. Tiap kali, dia harus berurusan dengan yang namanya sal...