Chapter 29

299 35 15
                                    

YANG BACA WAJIB VOTE & COMENT❕️

Btw, sorry dua hari ga up. Mood Xie akhir-akhir ini lagi gak bagus, plus sibuk juga. I'm so sorry.

.
.
.
.

╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
                 CAREL                
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════

"Berhenti ikutin gue, anjing!"

"Kalo gue masih ikutin lo, ya ini berarti salah lo!"

"Huh? Kok bisa? Gue salah apa, anjing? Kenapa lo gak koma aja, sih! Tiap kali ketemu lo, selalu aja bikin gue pusing."

"Itu juga salah lo! Seharusnya, duel kita waktu itu, lo ngalah aja! Coba aja lo kali itu aja ngalah. Gue gak bakal gangguin lo lagi."

"Halah, bacot lo! Ogah banget gue ngalah! Gak ada ya masuk kamus hidup gue! Enak aja gue biarin lo bikin gue babak-belur."

Kenzo otomatis berhenti. Di depan Carel mendadak berhenti, jadi keningnya sukses menabrak punggung tegap cowok itu. Kenzo sudah bersiap akan memberikan semburan mematikan. Sayangnya, tidak jadi lantaran sosok seseorang yang ada di hadapan mereka. Lebih tepatnya, di hadapan Carel.

Kenzo sempat mengerutkan kening. Cowok itu sudah maju selangkah, bersisian dengan Carel. Mulutnya bersiap bicara dengan rahang mengeras, tapi kembali tertutup. Sebab, cowok itu sudah lebih dulu bicara. Dan, pada Carel.

"Kamu ada liat Jenan?"

Carel spontan mengangkat alis. "Dari tadi pagi gak liat. Emang, dia ke mana, Bang? Lo, juga belum ada ketemu dia, ya?"

Dhava menggeleng samar. Wajahnya tenang, tatap matanya datar tapi lembut. Tapi hanya terkhusus pada Carel. Tidak dengan Kenzo yang mati-matian menahan amarah di samping kanan Carel.

Bukan apa-apa. Kenzo kesal saja dengan orang ini yang seenak jidat menghalangi jalan. Sebenarnya bagus juga, karena Carel bisa berhenti juga. Tapi kalau ada orang ini, ya Kenzo jelas tak mau bicara.

"Dia ada bilang sama lo, gak kemarin?"

Dhava menggeleng. "Kemarin gue aja gak ngobrol sama dia. Ketemu pas kemarin sore aja. Itu pun gak ada ngobrol bareng."

"Coba tanya Sakya."

Dhava menarik napas pelan. "Coba deh, lo aja yang nanya. Abang masih sibuk, nih. Mau siapin pelantikan anggota OSIS yang baru nanti."

Carel berwajah cerah. "Wow! Lo anggota OSIS? Jadi babu sekolah?"

Dhava terkekeh. "Babu sekolah? Pedes banget julukan kamu."

"Woi!"

Carel tidak jadi bicara karena suara kelewat lantang yang tepat berada dekat ke telinga kanannya. Begitu menoleh, sosok Kenzo sudah berkacak pinggang. Wajahnya pun sudah garang, seolah ingin menghabisi siapapun yang ada di depannya.

Carel berdecih. "Kenapa, lo? Gue pikir, lo udah pergi."

Kenzo berdecak. "Enak aja! Sebelum kita duel, gue gak bakal berhenti gangguin lo!"

CARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang