Chapter 17

595 66 14
                                    

YANG BACA WAJIB VOTE & COMENT❕️
KALO PERLU, KALIAN YANG EMANG SUKA SAMA CERITA INI, XIE BERHARAP KALIAN BISA MEMBAGIKANNYA PADA PARA READERS YANG LAIN, AGAR CERITA INI BISA LEBIH RAME LAGI.

.
.
.
.

╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
                 CAREL                
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════

"Fuck! Kenapa dia selalu menjadi peganggu?"

Renka nyaris akan membuang ponsel milik Carel, tapi si empu langsung menahannya. Memegang tepat di pergelangan tangan Renka. Berhasil membuat cowok itu berhenti dan kembali memeluk tubuh Carel.

Carel pikir, Jiken sangat iri dengannya. Mungkin, cowok itu juga ingin ikut bolos dan bisa bersenang-senang. Tidak tahu saja, jika Jiken sudah kalang kabut, khawatir Renka berbuat hal tidak semestinya pada Carel.

Tapi yang dikhawatirkan tidak sama sekali khawatir. Cowok itu malah dengan santai berbaring di ranjang, bersama dengan orang yang Jiken benci. Benar-benar kasihan sekalu berada di posisi Jiken sekarang.

"Boleh gue nanya sesuatu?"

Renka terkejut. Nada lembut, dan bahkan menenangkan datang dari mulut Carel. Mampu membuat dada Renka berdesir hangat. Sangat nyaman dengan suara yang baru saja Carel keluarkan. Walau nyatanya, cowok itu hanya bertanya.

Renka tak punya alasan untuk memberikan penolakan. Cowok itu tersenyum dengan anggukan di kepala. Otak cowok itu masih ada fokus pada suara lembut yang keluar dari bibir Carel. Tak ada kesempatan untuk mulutnya bersuara.

"Kenapa lo benci Sanjaya?"

Carel bertanya dengan hati-hati. Bukan karena takut. Hanya saja, ini sudah menyangkut hal sensitif. Tapi, Carel juga harus tahu semuanya, agar ia bisa dengan mudah membuat asumsi nantinya.

Renka sebenarnya tidak ada niat untuk mengungkit lagi permasalahan ini. Tapi jika Carel yang bertanya, ia tak bisa lagi memberikan penolakan. Seakan, apa pun yang Carel ucapkan, mutlak harus ia jawab dengan jujur.

Renka menarik napas pelan. "Kalo gue cerita, lo bakal dukung siapa?"

Carel diam. Jika ditanya seperti ini, ia cukup tidak mengerti. Keluarga Sanjaya maupun Renka, sama sekali tak ada hubungan kuat, sehingga Carel bisa membela salah satu dari mereka. Tapi yang pasti, Carel akan membela siapa yang benar. Tidak peduli jika itu keluarga atau bukan.

Carel berbalik. Tubuh cowok itu sepenuhnya menghadap Renka. Sementara cowok berambut hitam agak kecoklatan itu sedikit salah tingkah. Wajahnya bahkan sudah tegang, tapi masih mencoba untuk tenang-tenang saja.

"Kalian bukan siapa-siapa gue."

Ucapan pedas Carel spontan membuat Renka diam membatu. Hatinya sakit, tapi diam-diam juga setuju. Cowok itu, bahkan Sanjaya sekalipun, belum sedekat itu untuk dikatakan penting bagi Carel. Renka tak akan cukup sedih untuk hal ini. Apalagi, sebelumnya ia cukup tidak menyukai cowok itu.

Carel menarik napas pelan. Ia tidak ingin banyak bicara. Tapi pengungkapan Renka penting untuk dirinya. Cowok itu dengan perlahan mengacak-acak rambut Renka. Tidak peduli jika cowok ini setahun lebih tua darinya. Toh, di mata Carel, Renka tak lebih dari bocah labil yang manja.

CARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang