Chapter 14

760 0 0
                                    


Sambil menggenggam ponselnya, tangan Aldi yang lain mengarahkan ********nya yang mengeras ke arah ********ku. Aku menggigit bibir, mencoba menahan luapan perasaan yang bertubi-tubi datang. Rasa takut, malu, dan kenikmatan bercampur menjadi satu, membuat tubuhku kian tak berdaya melawan kehendaknya. Air mata mulai mengalir semakin deras, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, hanya bisa pasrah dengan kondisi yang ada.

"Aldi, jangan," kataku dengan suara bergetar, air mata tak henti-hentinya mengalir dari sudut mataku. Aku mencoba mengumpulkan sisa-sisa keberanianku untuk melawan, namun tubuhku terasa lemah dan tak berdaya di hadapannya.

Namun, Aldi tidak menghiraukan permohonanku. Dalam satu hentakan kuat, dia menancapkan ******** ke dalam ********ku. Sensasi yang kurasakan begitu luar biasa, campuran antara sakit yang menusuk dan sedikit kenikmatan yang terpaksa kuterima. Aku menggigit bibirku keras-keras, mencoba menahan suara teriakan yang hampir saja lolos. Tanganku yang bergetar erat mencengkeram seprei, sementara tubuhku secara naluri berusaha menyesuaikan dengan gerakannya.

"Kenapa kau melakukan ini, Aldi?" ucapku dengan suara serak, hampir tak terdengar di antara tarikan napasku yang berat.



~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~

Pemuas Nafsu KeponakanWhere stories live. Discover now