Chapter 33

289 0 0
                                    

Maya menarik napas panjang sebelum berkata, "Tak apa, kita lanjut saja." Dengan langkah ringan, dia menuju dapur untuk mengambil beberapa camilan dan minuman. Sementara itu, Aldi tetap di tempatnya, matanya terpaku padaku seolah mencari jawaban dalam tatapanku. Aku mengangguk pelan, memberikan isyarat bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Kami berpindah ke ruang keluarga dengan tawa yang berusaha menjaga agar suasana tetap ringan. Bedcover besar itu tetap terhampar di lantai, mengundang kami untuk berbaring dan menyelimutkan diri bersama-sama seperti masa-masa lampau.

"Wah, sepertinya film ini seru," kata Maya, menyarankan sebuah film drama yang baru saja dirilis. Aldi duduk di sebelahku, dan tanpa sepengetahuan Maya, tangannya menyentuh tanganku dengan lembut di bawah bedcover. Rasanya seperti ada arus listrik mengalir pelan di kulitku yang membuatku sedikit menggigil.

Aku menarik napas dalam, mencoba tetap tenang walaupun batinku bergejolak. Malam ini, di tengah cahaya lampu yang menerangi kembali hidup kami, ada sesuatu yang lebih terang yang membakar dalam diriku. Gairah yang tak bisa kumatikan, sejauh apapun aku berusaha.

Maya kemudian meletakkan kepalanya di pangkuanku, matanya mulai berat dan perlahan tertutup. Aku menatap Aldi sekilas, menyadari dalam keintiman ini, kami bertiga sedang berjalan di sebuah garis tipis yang menantang setiap batas emosi dan logika. Di tengah kehangatan dan ketenangan malam itu, kami bertiga pun larut dalam sebuah kebersamaan yang penuh misteri, kesenangan, dan rahasia yang mungkin hanya akan kami sembunyikan di dalam hati masing-masing.


~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~

Pemuas Nafsu KeponakanWhere stories live. Discover now