Chapter 47

374 0 0
                                    

Situasi ini membuatku semakin gelisah. Aku perlu menemukan celana dalamku sebelum Maya menyadari ada yang aneh. Aldi memandangku sekilas melalui kaca spion, mungkin menyadari kecemasanku. Dalam hati aku berdoa semoga dia punya cara untuk membantu tanpa menarik kecurigaan Maya.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti seabad, kami akhirnya tiba di restoran. Aldi mematikan mesin mobil, dan aku berusaha turun dari mobil sepelan mungkin, agar Maya tidak melihat sesuatu yang mencurigakan. Kami masuk ke restoran, dan pelayan mengantar kami ke meja yang sudah dipesan oleh Maya.

Begitu duduk, aku segera meraih ponselku dan dengan cepat mengetik pesan untuk Aldi: "Di mana celana dalamku? Tolong bantu aku." Aku menekan tombol kirim dan meletakkan ponsel di pangkuanku, berharap Aldi segera membacanya tanpa menarik perhatian Maya.

Sementara itu, Maya tampak asyik melihat menu, tidak menyadari kegelisahan yang menjalar dalam diriku. Aku berusaha mengecek ponsel Aldi melalui sudut mataku, berharap dia akan merespon segera.

Tidak beberapa lama kemudian, ponsel Aldi bergetar pelan di atas meja.

Aldi sekilas melirik layar, kemudian menatapku dengan pandangan nakal. Dia mendekat dan berbisik, "Ada di Aldi, tapi hari ini Tante tidak boleh pakai."

Jantungku berdegup semakin kencang mendengar bisikan itu. Bagaimana mungkin Aldi menyembunyikannya dan meminta hal seperti itu? Perasaan malu, cemas, dan sedikit terkesan bergemuruh dalam diriku.

Maya yang duduk di seberang tampak masih sibuk melihat menu, sepenuhnya tidak menyadari ketegangan yang terjadi di antara kami. Aku mencoba menarik napas panjang, berusaha mengendalikan diri dan mempertimbangkan apa langkah selanjutnya.

Aku memutuskan untuk mengikuti permainan Aldi, meskipun ini cukup berani dan sedikit gila. Aku hanya berharap Maya tidak menyadari apa yang terjadi.

Kami memesan makanan yang tampak lezat di menu, berusaha bersikap seolah tidak ada yang salah. Namun, setiap gerakan kecil terasa seperti sorotan tajam, membakar kulitku karena kegelisahan dan antisipasi.

"Ibu, aku mau jalan-jalan sekeliling dengan Tante ya," pinta Aldi tiba-tiba, menghentikan percakapan makan siang kami.

Aku menoleh kaget, berusaha membaca ekspresi Maya. Kurang ajar, Aldi benar-benar membuatku dalam posisi sulit dengan permintaan tiba-tibanya. Tapi Maya, dengan senyuman khasnya, mengangguk.


~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~

Pemuas Nafsu KeponakanWhere stories live. Discover now