Sebagai langkah pencegahan, aku memutuskan untuk tidak langsung menyantap makanan tersebut. Aku meletakkan nampan di meja samping tempat tidur dan berpura-pura tidak lapar.
"Nanti saja aku makan ya, Aldi. Aku masih kenyang," kataku dengan senyum tipis.
Aldi pun memaksa dan memberi tahu kalau makanan itu aman. "Tante, tolong makan sekarang. Ini benar-benar aman, tidak ada yang perlu Tante khawatirkan," katanya dengan nada mantap, sembari mendorong nampan makanan lebih dekat kepadaku. "Aku sendiri yang memasaknya, dan aku pastikan semuanya baik-baik saja."
Aku menatap Aldi dengan penuh keraguan. "Aldi tidak bohong, kan?" tanyaku sambil menyipitkan mata. Aldi menggeleng tegas.
"Tidak, Tante. Aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang bisa membahayakan Tante," ujarnya serius. Melihat keinginan Aldi untuk meyakinkanku, aku akhirnya mengambil sendok dan mulai menyuapkan makanan ke mulutku. Aku merasa sedikit lega, meskipun ketakutan dan keraguanku belum sepenuhnya hilang.
Setelah itu Aldi pun kembali membawa minuman berisi rempah-rempah. "Tante, aku buatkan minuman ini dari rempah-rempah yang bisa meringankan nyeri datang bulan," katanya dengan ramah sambil menyodorkan cangkir ke arahku.
Namun, aku masih diliputi rasa curiga. "Kau sangat perhatian hari ini, Aldi. Apa yang sebenarnya kau inginkan?" tanyaku dengan nada dingin dan penuh kecurigaan. Aldi terlihat sedikit tersinggung, tetapi tetap berusaha tersenyum.
~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~
YOU ARE READING
Pemuas Nafsu Keponakan
RomanceWarning!!!!! 21++ Dark Adult Novel. Untuk adek-adek mohon jangan baca ini ya..... ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku, Rina, seorang wanita 30 tahun, berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja d...