Chapter 31

317 1 0
                                    

Aku menelan ludah, berpikir keras bagaimana harus menjawabnya. Maya yang duduk di sebelahku memberikan anggukan kecil, seakan mendorongku untuk tetap tenang. "Aku sibuk, Mas. Banyak hal yang harus aku urusin di sini," sahutku, tanpa antusiasme.

"Kangen banget sama kamu, Sayang. Pengin pulang cepat-cepat biar bisa peluk kamu lagi. Kamu baik-baik saja, kan?" Suaranya melembut, tertatih-tatih dalam kepedihan yang tidak pernah kuhiraukan sebelumnya.

"Ya, begitulah." Jawabanku tetap datar, terasa hambar di telingaku sendiri. Begitu banyak perasaan yang terpendam, namun yang tersisa hanyalah kelelahan dan sejumput kebencian yang terus berlipat ganda. Omongan soal rindu dan cinta darinya terdengar hampa. Aku hanya ingin segera memutus pembicaraan ini, takut emosiku akan meledak.

"Baiklah, Sayang. Istirahat yang cukup ya. Aku sayang kamu," katanya sebelum akhirnya mengakhiri panggilan. Aku menutup telepon tanpa menunggu balasan lebih lanjut.

Maya memandangi raut wajahku yang tak dapat kusembunyikan meskipun sudah berusaha keras. "Kamu kuat, Rin. Kami ada di sini untuk kamu," katanya dengan nada yang menenangkan.

Aku hanya bisa mengangguk pelan, berusaha mengusir bayangan foto perselingkuhannya yang masih menghantui pikiranku. Aku tahu, ada badai yang harus kuhadapi, namun kali ini aku tidak sendiri.

Selintas aku penasaran, siapa yang mengirimkan foto-foto itu? Pesan-pesan itu datang tanpa nama, hanya nomor tak dikenal yang tiba-tiba muncul di layar ponselku, seakan menghancurkan duniaku dalam sekejap. Kucoba telepon dan kirim pesan balik, tak ada jawaban. Mungkinkah ini hanya ulah iseng, atau ada makna tersembunyi di balik semua ini? Bagaimana mungkin seseorang bisa tahu, begitu detail yang mencabik-cabik hatiku?


~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~

Pemuas Nafsu KeponakanWhere stories live. Discover now