Chapter 54

214 0 0
                                    

"Rin, kamu masih pusing?" tanya Maya, membangunkanku dari lamunan. Suaranya lembut, namun ada nada kekhawatiran yang tidak bisa aku abaikan.

Aku menoleh, melihatnya berdiri di ambang pintu dengan cahaya matahari menyinari rambutnya, menjadikannya tampak semakin cantik. Aku mengangguk pelan, mencoba tersenyum untuk menenangkan kekhawatirannya.

"Sedikit, Kak. Tapi aku baik-baik saja," jawabku, meski dalam hati aku masih merasa kacau.

Maya mengambil secangkir teh hangat untuk dirinya sendiri dan duduk di sebelahku. Ia menyesap teh tersebut sejenak, sebelum menatapku dengan tatapan penuh perhatian.

"Semalam... kita semua mabuk, ya?" tanyanya dengan pelan, mencari kepastian dari ingatannya yang kabur.

"Iya, Kak. Sepertinya kita semua minum terlalu banyak," jawabku canggung, mencoba menghindari tatapan langsungnya.

"Ada sesuatu yang harus kita bicarakan, tentang rahasia itu," lanjut Maya, nada suaranya berubah serius.

Aku terdiam sejenak, mengingat kemarin Maya ingin menyampaikan rahasia ketika membeli kue ulang tahun untuk Aldi. Suasana di sekitar kami seakan menghangat, dan ketegangan mulai terasa mengalir di antara kami.

"Rahasia apa itu, Kak?" tanyaku penasaran, suara ku bergetar dalam ketegangan yang tak terucapkan. Maya menatapku dalam-dalam, seolah berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk dijelaskan.

"Ada hal-hal yang aku simpan, Rin... tentang Aldi dan... kita semua," ujarnya, suaranya serak dan penuh emosi. Jantungku berdegup kencang, setiap detakan terasa beban yang semakin memuncak di dalam diriku.

"Tapi sekali lagi Rin, kamu harus berjanji untuk tidak panik dan mendengarkan dengan baik," lanjutnya.

Aku menelan ludah, merasakan perutku mengencang. "Baiklah, Kak. Aku berjanji tidak akan panik dan akan mendengarkan dengan baik," jawabku, mencoba menenangkan diriku sendiri.



~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~

Pemuas Nafsu KeponakanWhere stories live. Discover now