"Aldi, kenapa kamu nggak telepon? Kan bisa Ibu jemput daripada hujan-hujanan begini." Maya pun gusar ketika kami sampai di rumah.
Aku hanya bisa terdiam, tenggelam dalam pikiranku sendiri. Aldi memasuki rumah dengan tubuh masih basah kuyup, mendekati ibunya sambil melepaskan ransel dari punggungnya. "Maaf, Bu. Aku nggak mau merepotkan."
Maya menatapnya dengan amarah yang tertahan, kemudian matanya beralih ke arahku. "Rin, kenapa kalian bisa basah kuyup begini? Apa kalian tidak lihat cuaca sebelum keluar rumah?"
Aku menghela napas panjang, mencoba menjelaskan dengan tenang. "Maaf, Kak. Awalnya hanya gerimis, tapi tiba-tiba jadi hujan deras. Kami nggak sempat mencari tumpangan."
Maya mendesah, rasa khawatir bercampur amarah terlihat jelas di wajahnya. "Ya sudah, cepat ganti baju kalian sebelum sakit. Rin, kamu juga, jangan sampai masuk angin."
Aldi dan aku berjalan ke kamar masing-masing. Pikiran tentang ciuman tadi masih menggelayut di benak, membuatku sulit berkonsentrasi. Aldi tersenyum padaku sebelum masuk kamarnya, senyum yang seolah berkata semuanya akan baik-baik saja.
Maya mengejarku ke kamar sesaat kemudian, tatapannya tajam dan penuh penilaian. "Rina, aku tahu kamu dan Aldi dekat, tapi... jangan sampai kedekatan kalian menimbulkan masalah. Aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian berdua."
~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~
YOU ARE READING
Pemuas Nafsu Keponakan
RomanceWarning!!!!! 21++ Dark Adult Novel. Untuk adek-adek mohon jangan baca ini ya..... ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku, Rina, seorang wanita 30 tahun, berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja d...