Chapter 41

196 0 0
                                    

"Ibu sudah bilang, Di, pesan villanya yang biasa Ibu pesan saja," kata Maya dengan nada kesal.

"Yang ini ada kolam renangnya, Bu," Aldi membela diri sambil sibuk menelepon.

"Kalau mau berenang, di Bali itu di laut, Di," sahut Maya.

"Malam-malam masa berenang di laut, Bu?" jawab Aldi sedikit cemberut.

"Ngapain berenang sampai malam, Di? Mau cari duyung?" kata Maya dengan nada mengejek, mencoba melemparkan humor di tengah situasi yang mengecewakan ini.

Aldi menarik napas dalam, tapi matanya tetap fokus pada layar ponsel.

"Alamatnya salah, Bu. Yang benar tidak jauh, hanya perlu jalan kaki sedikit," ujarnya tegas. Maya mengangkat alis, menatap Aldi dengan dahi berkerut, tapi akhirnya dia mengangguk pasrah.

"Kita jalan kaki saja, siapa tahu ada restoran atau kafe yang bisa kita singgahi," kata Maya sambil melirik sekitar.

Dengan barang bawaan yang lumayan berat, kami mulai berjalan menyusuri jalan setapak yang gelap. Lampu-lampu kecil di sepanjang jalan memberikan cahaya redup yang membuat bayangan kami memanjang. Suasana malam Bali memang memiliki pesonanya sendiri, tapi kali ini rasanya berbeda; lebih dramatis dan penuh ketidakpastian.

Beberapa langkah kemudian, kami menemukan sebuah kafe kecil dengan lampu yang hangat dan musik akustik yang mengalun pelan. "Bagaimana kalau kita istirahat di sini sebentar?" tawar Maya.

"Langsung saja, Bu, alamatnya sudah dekat," jawab Aldi tidak sabar. Kami melanjutkan langkah, menyusuri gang sempit yang penuh dengan vegetasi tropis. Beberapa menit kemudian, tampak sebuah bangunan dengan desain modern minimalis berdiri megah di depan kami. Cahaya lampu yang terang memberikan kehangatan pada malam yang sejuk ini.

"Ini dia, Bu. Benar kan ini alamatnya?" kata Aldi sambil menunjukkan layar ponselnya yang masih memancarkan cahaya.



~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~

Pemuas Nafsu KeponakanWhere stories live. Discover now