Chapter 26

423 0 0
                                    


Pagi hari aku terbangun, ketika mataku terbuka, Aldi dengan tatapan mesra menatapku. Senyum kecil tersungging di bibirnya, menciptakan kehangatan yang menyelimuti hatiku. Perasaan nyaman dan tenang melingkupi kami berdua, seakan dunia luar tidak lagi ada. Tangannya yang lembut menyentuh pipiku, membangkitkan sensasi yang tak tersembunyikan.

"Selamat pagi, Tanteku sayang," bisiknya lagi, tangan lembutnya menyisir rambutku ke belakang telinga. Aku tak bisa menahan diri untuk tersenyum lebih lebar.

"Aldi kamu nakal," jawabku, suaraku mengandung nada manja dan sedikit menggoda. Senyumnya berubah menjadi tawa kecil, matanya berkilauan dengan kegembiraan.

"Nakal karena sayang Tante," balasnya, mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Bagaimana aku bisa menolak seseorang yang begitu tulus dan penuh kasih? Tanpa sadar tanganku mengelus pipinya, merasakan kehangatan yang membuat hatiku meleleh. Di tengah seluruh kerumitan yang kami hadapi, momen-momen sederhana seperti ini memberikan kebahagiaan yang tiada tara.

Namun, sebelum aku bisa sepenuhnya menikmati momen itu, suara hatiku kembali berbisik. "Aldi, cukup ya." Aku berkata dengan lembut namun tegas, mencoba mengendalikan emosi yang mengalir di antara kami. Aldi mengerutkan keningnya, matanya menjadi redup seketika.

"Tapi Tante..." protesnya, suaranya serak, memohon untuk pengertian. Namun, aku tahu ini adalah satu-satunya cara agar kami bisa mendapatkan kembali hidup kami yang normal.

"Aldi, kita harus berhenti sebelum semuanya terlalu jauh. Aku tak mau melukai perasaan kita lebih dalam, apalagi menghancurkan keluarga ini," kataku dengan suara berat, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang.

"Sebentar lagi saja, Tante," pinta Aldi dengan nada putus asa. Hatinya terguncang, berusaha memahami keputusan yang sulit ini. Aku terdiam, merasakan perih yang menusuk setiap kata yang terucap.


~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~

Pemuas Nafsu KeponakanWhere stories live. Discover now