Chapter 24

407 0 0
                                    

Hari-hari pun berlalu, hasrat itu semakin memuncak. Tubuhku seakan meronta, mendambakan sentuhan yang lebih intens. Jari-jariku tak lagi mampu memuaskan rasa haus ini. Aku sering terbangun di tengah malam, tubuhku dibasahi keringat dingin. Hati dan pikiranku bergelut dengan berbagai perasaan yang semakin tak terkendali.

"Apa yang sedang terjadi padaku?" gumamku di keheningan malam. Kali ini, suara itu terasa begitu nyaring di telingaku sendiri, menggema di seluruh ruangan.

Aku mencoba menenangkan pikiran dan perasaanku dengan berbagai cara, namun semuanya tampak sia-sia. Di siang hari, aku merasa kesepian dan kehilangan semangat. Sementara itu, di malam hari, hasratku semakin membara, membuatku terjaga hingga larut malam.

Maya, tentu saja, tidak menyadari perjuangan batinku. "Rin, kamu baik-baik saja?" tanyanya suatu pagi saat melihatku termenung di teras belakang rumah.

"Ya, aku baik-baik saja, Kak," jawabku pelan, meskipun di dalam hati aku merasa tidak begitu. Maya menatapku dengan tatapan penuh perhatian, namun aku hanya bisa membalasnya dengan senyum tipis yang dipaksakan.

Selain itu, setiap kali Aldi memanggilku, "Tante Rina," ada getaran yang kurasakan dalam dadaku. Aku merasa malu, namun di saat yang sama, ada tarikan kuat yang menarikku ke arahnya. Sesuatu yang tak bisa kupahami, apalagi kuhentikan.

Kehidupan menjadi semakin rumit. Aku tidak ingin meninggalkan rumah, bahkan untuk sekadar berbelanja kebutuhan sehari-hari. Semua terasa hambar dan tak berarti. Dalam keheningan malam, aku sering merenungi apa yang sebenarnya aku inginkan. Kebahagiaan yang dulu terasa begitu dekat, kini seolah menjauh, menyisakan sepi yang mencekam.


~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~

Pemuas Nafsu KeponakanWhere stories live. Discover now