Chapter 22

463 1 0
                                    

Kekhawatiran itu terus menghantuiku sepanjang hari, suara tawa mereka masih terngiang di telingaku. Setelah suamiku pergi, rumah menjadi sepi kembali. Aku mencoba mengalihkan pikiran dengan membersihkan rumah, namun bayangan Aldi dan senyum liciknya tidak bisa kuhindari. Apa yang telah terjadi sebenarnya?

Pikiran tentang Aldi menghantui setiap langkahku hari itu. Aku tidak bisa melupakan senyum liciknya dan tatapan yang dia tujukan kepadaku. Apa maksudnya? Apa yang dia rencanakan? Di dalam hati, aku terus berusaha mencari jawaban atas kecurigaan yang semakin kuat menghimpit batinku.

Siang itu ketika aku sedang merapihkan pakaian, Aldi terlihat baru pulang dari sekolah. Aku memutuskan untuk menghampirinya, ada sesuatu yang mendesakku untuk membuka obrolan dengan dia. Aku harus tahu apa yang mereka bicarakan pagi tadi.

"Aldi, bagaimana sekolah hari ini?" tanya aku dengan senyum ramah, meski hatiku masih dipenuhi kegelisahan.

Aldi terlihat sedikit terkejut, tetapi kemudian ia tersenyum. "Baik, Tante. Tidak ada yang luar biasa," jawabnya sembari melepaskan sepatu.

Aku mengamati gerak-geriknya sejenak, mengambil waktu untuk merangkai kata-kata yang ingin kusampaikan. "Tadi pagi, kamu sempat ngobrol dengan suamiku sebelum dia berangkat. Ada sesuatu yang kalian bicarakan?"



~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~

Pemuas Nafsu KeponakanWhere stories live. Discover now