Chapter 17

599 0 0
                                    


Siang itu, aku termenung di kursi depan rumah Maya. Angin sepoi-sepoi membelai wajahku, seolah berusaha meredakan kekalutan yang melanda diriku. Bayangan Aldi terus menghantui pikiranku, menimbulkan rasa syukur atas kedekatan kami yang diiringi rasa takut akan niat tersembunyinya. Sikapnya yang berubah-ubah membuatku gamang, bagaikan menerka-nerka isi teka-teki yang rumit.

Langkah kaki Aldi mendekat dari arah pulang sekolah, terlihat ringan namun penuh tekad. Semakin dekat, tatapan matanya yang berbeda hari itu menangkap pandanganku. Seolah dia mampu menembus jiwaku, melihat sesuatu yang bahkan aku sendiri belum sadari. Tatapannya yang intens tertuju padaku, membuatku merasa seakan dunia hanya milik berdua.

Sesampainya di depan kursi, Aldi menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada yang melihat. Dengan sopan, dia membungkuk dan mendaratkan ciuman mesra di pipiku. Perasaan campur aduk melanda diriku; terkejut namun juga bingung. "Selamat siang, Tante," sapanya dengan suara lembut, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.

"Siang, Aldi," jawabku dengan suara yang bergetar, berusaha menguasai diri.

Aldi menarik lenganku, mengajakku masuk ke dalam rumah. Gerakannya cepat namun penuh kelembutan, seolah tak ingin membuatku takut. Rasa penasaran bercampur waspada mengantarku mengikutinya. Begitu kami di dalam, Aldi segera mengunci pintu dari dalam.

"Ada apa, Aldi?" tanyaku dengan nada bergetar, berusaha menyembunyikan ketakutan. "Kenapa kamu kunci pintunya?"

Aldi menjatuhkan tasnya ke lantai dan dengan lembut mendorong tubuhku ke tembok. Kaget dengan keberaniannya, namun rasa penasaranku semakin membesar. Tatapannya yang intens menjelajahi setiap inci wajahku, bagaikan mencari jawaban atas pertanyaan yang tak terucapkan.


~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~

Pemuas Nafsu KeponakanWhere stories live. Discover now