Sore itu, aku dan Aldi duduk di ruang keluarga sambil menunggu kepulangan Maya. TV menyala, menayangkan acara yang biasa kami tonton bersama, tapi tatapanku kosong dan pikiranku melayang jauh. Kepalaku perlahan bersandar di bahu Aldi, merasakan sentuhan lembut dan kehangatannya yang menenangkan.
"Tante, bagaimana kalau Aldi kuliah di Australia?" Pertanyaan Aldi tiba-tiba memecah keheningan. Aku terdiam sejenak, mencari kata-kata yang tepat di tengah pusaran pikiran yang tak menentu.
"Kenapa Aldi tiba-tiba kepikiran untuk kuliah di Australia?" tanyaku, berusaha menahan getar dalam suaraku.
"Tadi Ibu cerita tentang kemungkinan aku kuliah di luar negeri. Australia bisa jadi pilihan," jawabnya dengan nada penuh harap.
"Aldi... Tante..." Aku menarik napas dalam-dalam, menahan air mata yang mulai menggenang. "Itu keputusan besar. Tante pasti dukung apapun yang terbaik buat Aldi."
"Yakin, Tante? Aldi benar-benar boleh pergi ke Australia?" bisiknya, hampir tidak terdengar namun penuh perasaan.
Aku menatap mata Aldi yang dipenuhi kecemasan dan harapan. Dalam tatapan itu, kulihat ketulusan yang begitu mendalam, menyusup hingga ke relung hatiku yang terdalam. Air mataku semakin deras, sulit untuk kusembunyikan.
"Ga mau Aldi di sini ya, Tante?" suaranya terdengar terputus-putus.
"Aldi, bukan begitu maksud Tante," kataku dengan suara bergetar penuh emosi. "Tante selalu ingin yang terbaik untukmu. Kalau memang kuliah di Australia bisa membuatmu lebih bahagia dan sukses, Tante rela."
~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~
YOU ARE READING
Pemuas Nafsu Keponakan
RomanceWarning!!!!! 21++ Dark Adult Novel. Untuk adek-adek mohon jangan baca ini ya..... ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku, Rina, seorang wanita 30 tahun, berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja d...