Sesampainya kami bertiga di mobil, perjalanan menuju Jimbaran dimulai dengan pemandangan senja yang menghangatkan suasana. Aldi, yang duduk di kursi belakang, bermain dengan ponselnya. Maya di sampingku terlihat sibuk menelepon bawahannya.
"Saya minta file laporan itu selesai malam ini," ujarnya dengan nada penuh otoritas. "Dan tolong siapkan materi untuk meeting besok pagi."
Aku menatap Maya sejenak, merasa sesekali perlu menjaga fokus pada jalan sambil mendengarkan potongan percakapannya.
Ketika kami sampai di restoran Jimbaran, matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat, menciptakan nuansa romantis dengan langit jingga dan pantulan cahaya di atas laut. Kami mengambil tempat duduk yang strategis agar bisa menikmati pemandangan laut.
"Ada apa, Bu?" tanya Aldi tiba-tiba, memecah kebisuan yang menyelimuti kami.
"Biasalah, Aldi. Banyak yang harus diurus. Besok pagi Ibu ada Zoom meeting, jadi banyak yang perlu disiapkan," jawab Maya setelah menarik napas panjang.
"Jadi, besok kita batal jalan-jalan?" tanya Aldi dengan ekspresi kecewa.
"Ibu harus menyelesaikan pekerjaan Aldi. Kalian bisa jalan-jalan di Bali tanpa Ibu besok pagi. Nikmati waktu kalian, ya?" jawab Maya sambil menyentuh bahu Aldi dengan lembut.
"Jangan sedih, Di Kita masih punya banyak waktu di sini," kataku berusaha menghibur Aldi yang tampak kecewa.
Namun, saat aku melirik ke arahnya, Aldi menatapku tajam dengan wajah nakalnya. Sensasi panas menjalar di wajahku, namun aku berusaha tetap tenang dan tidak menunjukkan kegelisahanku.
~~~~~Lanjut di KK yah Cek Link Di Profile~~~~~
YOU ARE READING
Pemuas Nafsu Keponakan
RomanceWarning!!!!! 21++ Dark Adult Novel. Untuk adek-adek mohon jangan baca ini ya..... ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku, Rina, seorang wanita 30 tahun, berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja d...