Aku merasa lemah dan bingung saat Aldi mendekatiku. "Hentikan Aldi, ini tidak benar. Tante tidak bisa," kataku mencoba menenangkan situasi, meskipun suaraku terdengar lemah.
"Kenapa Tante? Aku sudah sangat menginginkan ini. Tante juga mulai merasakannya, kan?" Aldi mendesah lirih sambil menempelkan wajahnya di leherku. Sentuhannya membuatku merinding, tetapi aku tahu ini salah.
"Jangan seperti ini. Kita akan menyesal nanti. Ini tidak boleh terjadi." Suaraku bergetar, aku berusaha tetap tegar meskipun hatiku gelisah.
"Menyesal? Aku enggak bakal menyesal, Tante. Aku justru akan menikmatinya dan aku yakin Tante juga akan menikmatinya." Aldi menyentuh lebih dalam, menciptakan gelombang panas di sekujur tubuhku. Aku merasa makin terpojok, air mata mulai menggenang di mataku.
"Tolong, Aldi. Tante mohon, hentikan ini sebelum terlambat." Aku mengalihkan pandanganku, berusaha menjauh dari lengan Aldi yang semakin menguasai tubuhku.
"Tante, jangan munafik. Aku tahu Tante juga menginginkannya, tubuh Tante sudah berbicara banyak. Biarkan aku memuaskan hasrat kita berdua." Aldi semakin mendekap erat, tidak memberikan ruang bagiku untuk menghindar.
"Tidak, Aldi. Ini tidak benar. Kita harus hentikan sekarang." Aku mencoba menahan air mataku, namun perasaan takut dan bingung semakin menguasai diriku.
"Kalau Tante benar-benar tidak mau, kenapa tubuh Tante merespons begini? Aku bisa rasakan kehangatannya, keinginan yang sama." Aldi semakin agresif, menciptakan ketegangan yang memuncak.
"Aku mohon, jangan teruskan." Akhirnya, air mata mulai mengalir di pipiku, rasa takut dan bingung menguasai diriku. Aku merasa tak berdaya, terperangkap dalam situasi yang semakin tidak terkendali.
"Udah telanjur, Tante. Kita nikmati aja momen ini." Aldi semakin mengerahkan tenaganya, membuatku tak berdaya untuk melawan. Aku hanya bisa berharap ada keajaiban yang menghentikan segala ini, tetapi di dalam hatiku, aku tahu bahwa situasi ini sudah terlalu jauh.
Tiba-tiba Aldi menghempaskanku ke kasur dengan kekuatannya. Aku terkejut dan ketakutan, tidak tahu apa yang harus kulakukan. Tatapannya penuh nafsu, matanya berkilat seakan ingin menguasaiku sepenuhnya. Dengan cepat dan kasar, dia menyingkirkan atasan bajuku, membuat suara robekan yang mengerikan di tengah keheningan malam itu.
~~~~~~~~~~~~Lanjut Cek Link Di Profile~~~~~~~~~~~~

YOU ARE READING
Pemuas Nafsu Keponakan
RomanceWarning!!!!! 21++ Dark Adult Novel. Untuk adek-adek mohon jangan baca ini ya..... ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku, Rina, seorang wanita 30 tahun, berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja d...