20. High fever

1.9K 158 4
                                    

Ps...
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers

So, let's reading...

#…………….#

Naruto menurut ucapan Bunshin nya. Dia menanggalkan pakaian atasnya sendiri dan pakaian atas Sasuke, sehingga mereka berdua jadi setengah telanjang, menyisakan celana panjang pada Naruto dan celana selutut Sasuke.

Dia mendekap Sasuke dengan erat, permukaan kulitnya menempel dengan kulit seputih porselen milik Sasuke, menghantarkan rasa panas yang menjalar.

Naruto bisa merasakan suhu tinggi Sasuke, yang pasti sangat menyiksa si empunya. Getaran hebat dari tubuh Sasuke juga menjalar pada Naruto. Membuat Naruto semakin mengeratkan pelukan dengan pikiran berkecamuk.

Nafas dari hidung si raven ikut terasa panas di leher Naruto, dia terus memeluk rapat pemuda berambut emo itu. Sementara bunshin-nya, tanpa harus dipinta, menggantikan kegiatan Naruto mengkompres Sasuke.

"Argh.." Rintihan kembali terdengar dari belahan tipis Sasuke, kedua alisnya berkerut dalam, menandakan dia cukup tersiksa saat ini.

"Apa panasnya sudah berkurang?" tanya si Bunshin sewaktu memperhatikan kulit tan Naruto ikut memerah akibat panas dari kulit Sasuke.

Gelengan gusar diterima si Bunshin, sehingga kloning Naruto itu harus kembali berpikir.

"Ini sudah lima belas menit dilakukan metode skin to skin, harusnya suhunya sudah sedikit rendah." Gumam si Bunshin sambil menyentuhkan telapak tangan di kening hingga leher Sasuke.

Demamnya terasa masih sama, atau mungkin malah lebih parah?

"Apa yang harus kulakukan??"
Kekhawatiran si pirang yang asli semakin besar, suhu setinggi ini sangat berbahaya. Apalagi dia tidak bisa menolong Sasuke dengan chakra saat ini.

Baru akan menjawab, si Bunshin malah terkejut.

"Sasuke!!" Naruto memekik keras, memanggil nama orang di dekapan nya.

Pasalnya, getaran gigil si raven mulai berubah menjadi kejang. Belum lagi pupil mata yang tergulir ke atas, menyisakan retina putih nya terlihat dari balik kelopak mata yang terbuka lebar.

(Kalian pasti tau kan, kalau orang yang mengalami demam tinggi, dia pasti bakal step, karena tubuhnya gak kuat dengan suhu panas yang menyiksa.)

"Oh sial!" si Bunshin berseru.

Jelas sekali kondisi Sasuke semakin buruk. Dan sekadar kompres dengan handuk maupun metode skin to skin tidak akan berpengaruh apapun.

"Sasuke! Hey Sasuke! Bangun!!"

Naruto yang kalut melihat keadaan Sasuke, menepuk pipi si raven terus menerus, berusaha membangunkan. Jadi, dia tidak mendengar umpatan dari kloningan-nya.

Sasuke tetap pada kondisi yang sama. Dia bahkan tidak mendengar ucapan bernada teriakan Naruto.

"Cepat bawa Sasuke ke air!"

"Apa maksudmu?!"

"Bawa dia cepat! Kita harus segera mendinginkan suhu tubuhnya, kalau tidak otaknya bisa meledak."

Mendengar ucapan Bunshin-nya, Naruto semakin dilanda kepanikan.

Dia segera bangkit dari ranjang. Tapi karena terburu-buru, si pirang itu malah terjatuh menghantam ke lantai.

Tanpa mempedulikan dagu dan hidungnya yang berdenyut nyeri, Naruto kembali bangun. Beruntung saat dia jatuh tadi, dia sudah melepas tangannya dari tubuh Sasuke. Sehingga si raven tidak ikut terbanting bersamanya.

Kemudian Naruto meraih Sasuke, membawa si raven di gendongan ala koala nya.

Sedangkan Bunshin-nya meraih selimut dan menutupi tubuh bagian atas mereka berdua.

"Harus ku bawa ke mana?" Tanya Naruto sambil membenarkan posisi Sasuke agar pemuda itu tidak terjatuh.

"Segera pergi ke danau!"

"Tunggu!!" Naruto membolakkan mata.

Dia mulai mengerti maksud ucapan si kloning. "Apa kau gila?! Bagaimana kalau Sasuke tenggelam?! Dia bahkan antara sadar dan tidak!"

"Lalu gunanya kau membawa dia itu apa?! Sudah! Cepat pergi!"

"Dan, kau mau ke mana?"

"Aku mau pergi ke rumah Iruka Sensei, minta dibuatkan makanan orang sakit."

"Dan jangan banyak bertanya lagi! Ini bukan waktu nya!" Si Bunshin segera menatap Naruto tajam saat dia melihat dirinya yang asli akan kembali bicara.

"Baiklah, aku pergi dulu.." segera si pirang keluar dari apartemen melalui jendela, lalu ber-shunshin pergi.

~~

Bunshin Naruto sudah ada di depan pintu rumah Iruka.

Dia mengetuk cepat pintu yang tertutup rapat itu, mengabaikan keadaan malam yang tidak cocok waktunya untuk bertamu.

Ini keadaan urgent.

Sesosok pria berambut acak-acakan, dengan garis luka melintang vertikal di wajah nya, membuka pintu.

Raut wajahnya kentara masih mengantuk, dan dia siap akan memarahi orang yang mengganggu tidur lelap nya malam ini. Padahal dia sedang bermimpi indah bersama beberapa gadis. Bisa-bisanya mimpi se-menyenangkan itu harus terganggu.

Tapi begitu melihat si pelaku pengganggu, dia melongo sejenak, lalu menghela nafas samar.

Untung bocah kesayangan!

"Ada apa Naruto? Ini sangat malam. Kenapa mengganggu tidurku?"

Naruto di depan Iruka, yang tak lain adalah kloningan itu, hanya tersenyum canggung.

"Gomen Sensei, aku hanya Bunshin."

"Bunshin?"

Yang ditanya mengangguk mengiyakan pertanyaan ulang sang guru.

"Gomen mengganggu, tapi aku ingin minta tolong .."

"Kenapa?"

"Bisa Sensei buatkan makanan orang yang sakit?"

"Siapa?!" wajah mengantuk Iruka langsung diganti dengan raut kaget nya.

"Siapa yang sakit?! Naruto?! Dia sakit apa?!"

"Bukan, tapi Sasuke."

"Sasuke?!"

Si Bunshin mengangguk lagi, menimbulkan kerutan dalam di kening Iruka Sensei.

#.........#

Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian..

Sasuke nya sakit dulu, yang manis-manis nanti dulu 😄

I'm here, with you..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang