22. Kakashi visited

2K 157 2
                                    

Ps...
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers

So, let's reading...

#…………….#

Naruto mengeluarkan salah satu lengannya untuk mengambil gelas air di atas meja.

"Sasu.." panggil Naruto yang dibalas deheman lirih dari pemuda berambut Raven itu.

"Ayo minum dulu.." dia memegang gelasnya, lalu mengarahkan ke depan bibir Sasuke.

Sasuke sendiri hanya menurut, menghirup perlahan teh hangat yang Naruto sodorkan.

Gelas kembali diletakkan saat isinya tersisa setengah, selanjutnya pemuda dengan mata sapphire yang memabukkan itu meraih mangkuk bubur. Meminta -- ralat menyuruh -- Sasuke makan, tapi Sasuke malah menggeleng.

"Tidak mau." Tolaknya serak

"Ku mohon, makan ya.."

Suara Naruto terdengar memohon, membuat tolakan lain tidak bisa keluar dari mulut si Uchiha terakhir.

Kini yang menyatukan keduanya dalam balutan kehangatan hanya selimut yang melilit, karena tangan Naruto yang lain menyuapi Sasuke dengan telaten.

Naruto menggunakan kata-kata lembut semi memaksa nya, membuat Sasuke berhasil menghabiskan tiga perempat bubur dalam mangkuk, dia juga berhasil menahan rasa mual yang mendera sejak ia memulai suapan.

Naruto mengelus perlahan kening hingga kepala belakang Sasuke, setelah menyandarkannya di dada bidangnya sendiri. Kepala Sasuke sendiri berada di bahu Naruto.

Mulut si pirang menggumamkan senandung lembut, tepat di telinga pemuda dalam rengkuhan nya.
Hingga setelah lima belas menit terlewati, Naruto merasa beban tubuh di atasnya memberat, benar-benar terjatuh menumpu padanya. Dia bisa melihat mata Sasuke yang kembali terpejam damai. Aliran udara yang dihirup si Raven juga mengalir teratur, menandakan pemuda yang sejak dua hari kemarin tidak berhenti kesakitan itu tidak lagi bernapas dengan terengah-engah.

Suhu tubuh Sasuke juga sudah mulai kembali normal, kembali menghangat setelah sebelumnya panas tinggi lalu dingin layaknya es.

Senyum tipis penuh kelegaan terbit dari bibir Naruto. "Segeralah sembuh, Sasu... Aku tidak mau melihat kamu tersiksa terus.."

Kecupan singkat namun lembut mendarat di pelipis Sasuke.

"Selamat tidur kembali Sas, semoga mimpimu indah.." Naruto kembali berbisik di telinga lelaki itu.

'Sepertinya aku benar-benar menyukaimu, Sas..'

~~

"Yoo Kakashi, kamu mau ke mana?" Suara bass seseorang terdengar.

Kakashi yang sedang berjalan sambil membawa beberapa kantong belanjaan, menoleh ke arah kiri. Hanya untuk mendapati beberapa langkah dari tempat nya berdiri, terdapat empat orang -- yang salah satu dari mereka adalah jounin seangkatannya -- mendekat.

"Ke rumah Naruto .." si pria bermasker menjawab pertanyaan rekannya secara singkat.

Pemuda dengan rambut bergaya mangkok warna hitam mengkilat juga pakaian serba hijau, yang selalu mempunyai semboyan semangat masa muda, yang tak lain dan tak bukan adalah Maito Guy, mengangguk mengerti.

Tiga muridnya yang adalah si lelaki Hyuuga dari clan cabang, seorang gadis muda yang memiliki rambut coklat yang di cepol dua di kepala, dan si copy-an sang Sensei dengan gaya rambut dan penampilan nyaris serupa, mendengarkan dan mengikuti sejarak tiga langkah di belakang kedua jounin itu.

"Kalian mau ke mana?" Tanya satu-satunya orang berambut perak diantara mereka, tangannya sibuk membetulkan pegangan pada kantong belanjaannya.

"Mau ku bantu, Kakashi-san?" Si murid Guy yang paling bersemangat, Rock Lee, bertanya.

"Terima kasih, tetapi seperti nya tidak perlu, Lee. Aku bisa membawa nya sendiri." Tolak Kakashi

Matanya yang menyipit memberi petunjuk kalau dia kini sedang tersenyum.

Melihat belum ada di antara mereka yang menanggapi pertanyaan rekan sensei nya, Tenten memilih untuk bersuara, "kami ada misi Kakashi-san."

Kakashi mengangguk mengerti.

"Yosh, kalau begitu kami duluan, masker. Jangan berwajah lesu begitu, kau harus menunjukkan semangat masa muda mu!!" Guy mengepal kan tangan lalu mengangkat tinju ke atas.

"Ya terserahlah.."

Mereka berpisah tak lama kemudian di pertigaan jalan. Guy dan timnya mengambil jalan ke kanan. Sementara Sensei genin team 7 berjalan ke arah kiri, pergi ke daerah apartemen dimana si pirang tinggal.

Ngomong-ngomong, si manusia berkepala perak, yang wajahnya sangat ingin diketahui para genin sampai mereka menetapkan misi pengungkapan wajah di balik masker itu sebagai misi rahasia tingkat S, sedang malas melakukan teknik berpindah bagaikan kedipan mata alias shunshin.

Lagi pula, sebenarnya dia juga sedang menunggu seseorang untuk pergi bersama ke rumah Naruto. Tapi yang dia tunggu belum juga menampakkan diri.

Matanya melirik sekitar, dia sejak tadi menunggu si guru akademi. Siapa lagi kalau bukan Umino Iruka??

Karena memang semalam saat Iruka mendatanginya bersama Bunshin Naruto, mereka berdua berencana untuk menjenguk Sasuke secara bersamaan.

Tapi, pemilik marga Hatake itu belum juga mendapati si rekan di manapun. Padahal Iruka yang mengusulkan agar mereka datang bersama.

Baiklah, lebih baik dia terus saja berjalan, tidak perlu melirik sekitar untuk mencari si Umino seusianya. Mungkin saja salah satu guru kesayangan Naruto itu sudah ada di depan pintu apartemen si kuning, kan?

#.........#

Vote and comment please 💗

I'm here, with you..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang