46. Sleepy

1.5K 144 7
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers

So, let's reading...

#................#

Setelah menunggu beberapa menit, Teuchi dan Ayame kembali mendatangi meja yang ditempati oleh Naruto dan keempat orang yang bersama nya, membawa ramen pesanan mereka.

"Yo, paman! Sibuk sekali, ya? Sampai-sampai baru mendatangi ku saat membawa ramen." Celetuk Naruto saat si pemilik kedai ada di dekat nya.

"Ya begitulah, Naruto. Kedai memang sedang lumayan ramai sejak tadi pagi." Teuchi menyahuti ucapan Naruto sambil tangannya mengacak-acak surai kuning mencolok si mata biru.

"Oke, nanti ku bantu, deh."

"Memang kau sedang tidak sibuk? Tidak ada misi?"

"Kebetulan sekali aku memang tidak mengambil misi, kalaupun ada, ya bakal ku gunakan Kage Bunshin lah, apa gunanya kalau tidak kupakai. Tapi untuk sekarang sih, ku bantu dengan Bunshin saja, paman. Aku ada perlu soalnya."

Ayame dan Teuchi terkekeh mendengar si pirang bicara panjang lebar, bocah pirang yang sudah mereka anggap anggota keluarga itu memang kerap kali membantu mereka di kedai. Memang sering nya menggunakan Bunshin karena dia terkadang pergi misi cukup lama. Tapi kalau dia sedang tidak sibuk, pasti dia akan membantu langsung.

"Naa, silahkan dinikmati."

"Sangkyu, Ayame-san, Teuchi-san."

Ke-dua orang itu membalas dengan senyuman, lalu kembali berbalik dan pergi ke belakang.

"Ittadakimasu."

"Kau yakin tidak mau, Sas?" Tanya Naruto.

Dia menoleh, menatap orang disamping nya. Kelopak mata pemuda bersurai hitam pekat itu terlihat berkedip-kedip pelan, mengantuk.

Sasuke menggeleng lagi, "tidak mau."

"Kau mengantuk, Sasuke?" Chouji ikut bertanya, dia juga melihat mata sayu Sasuke.

"Hmm."

"Kenapa Sasuke jadi mirip Shika?" Ino ikut menyeletuk, bertanya penasaran.

"Apa?" Shikamaru menatap Ino malas.

"Ya lihat saja, Sasuke sekarang seperti kamu. Kamu kan biasa mengantuk di manapun, tidak tau tempat."

"Cih, mendokusei."

"Semua saja kau sebut merepotkan. Hanya tidur yang tidak merepotkan menurut mu." Ino kembali mencibir.

"Hoy, kenapa kalian berdua malah ribut, sih?!"

Naruto tidak mendengar kan keributan tiga orang yang berada dalam satu team yang sama itu. Dia justru memfokuskan diri pada Sasuke yang terlihat benar-benar mengantuk.

"Bersandar saja padaku, Sasu." Naruto menawarkan bahu nya.

Sasuke memilih menurut. Dia menyandarkan kepalanya di pundak tegap Naruto. Tak lama setelah itu, kedua mata nya segera terpejam, hembusan nafas teratur nya menerpa perpotongan leher Naruto. Naruto hanya menggelengkan kepala, tak lagi heran. Sejak racun dari kegagalan segel Orochimaru berhasil dihilangkan, pemuda berambut emo itu kalau sudah tertidur akan sangat lelap.

Si pirang bahkan tidak memiliki kesulitan berarti saat dia melanjutkan acara makan ramen nya. Tanpa harus takut kalau dia akan menggangu tidur Sasuke.

"Loh, dia betulan tidur, Nar?"

"Iya." Naruto mengangguk.

Naruto segera menyelesaikan makan nya. Begitu mangkuk-mangkuk milik nya telah kosong tak berisi, ya jelas, isinya habis tak tersisa, masuk ke perut si pirang, dia melingkarkan lengan nya di bahu Sasuke, menahan tubuh Sasuke agar tidak terlepas dari sandaran nya.

"Kebiasaan sekali kamu, duren. Makan ramen secepat kilat."

"Ya tidak apa-apa, toh rasanya tetap nikmat di mulut ku."

"Ngomong-ngomong, Nar. Kamu kelihatan terlalu dekat dengan Sasuke. Iya sih, aku tau kalau kamu dan dia memang teman dekat karena dulu satu team. Tapi yang kulihat seperti kalian berdua punya hubungan spesial. Kamu dan Sasuke pacaran, ya?" Tanya Chouji sambil menatap Naruto dan Sasuke bergantian.

"Haah, mendokusei. Aku juga ingin tau."

Ada jeda beberapa saat sebelum Naruto menjawab pertanyaan rekannya. Dia sedikit bingung bagaimana cara menjelaskan pada mereka.

"Hmm, bagaimana menjelaskan nya, ya? Intinya ceritanya panjang. Kalau soal hubungan, entah. Aku juga belum tau," Naruto menjawab pertanyaan Chouji dengan pertanyaan juga, "tapi aku memang menyukai nya." Dia bergumam pelan di akhir kalimat.

"Tentu saja kamu suka pada Sasuke, mana ada orang yang cuma menganggap teman tapi mencurahkan hidup dan mati nya hanya untuk membawa temannya pulang." Ino juga bicara. Dia sudah menyelesaikan makan nya.

"Kamu kan, sangat tergila-gila pada Sasuke."

"Hey?! Aku tidak segitu nya ya! Aku hanya mau membawa nya pulang. Bukan tergila-gila seperti katamu!"

"Katakan saja itu pada seseorang yang selalu membuang waktu untuk mencari nya hingga ke ujung dunia. Apa nama nya kalau bukan tergila-gila?"

"Ya tapi tidak segitu nya juga, pirang!"

"Intinya kamu itu menyukai dia, titik."

"Tapi kalau kamu dan Sasuke betulan pacaran, Sakura bagaimana? Dia kan--"

"Aku tidak apa-apa, kok. Malah aku senang kalau mereka berdua benaran bersama."

Satu suara yang tiba-tiba ikut dalam pembicaraan membuat mereka berempat menengok ke asal suara, melihat seseorang bermanik emerald dengan rambut pink gulali.

"Sakura-chan?" Panggil Naruto bingung, "kok kamu tiba-tiba ada di sini, sih?"

"Apa?!" Sakura melotot pada Naruto, "kamu kutunggu sejak kemarin ternyata tidak pulang! Padahal aku ingin ngobrol dengan Sasuke, malah kamu bawa lama sekali." Gadis itu mendengus.

"Eh, dia tidur?"

"Bukan, dia sedang kayang."

"Kamu mau ku pukul??" Sakura tersenyum lebar.

"Ehehehe, gomen gomen.."

"Lebih baik kamu pulang ke apartemen sana, kuning! Kasian Sasuke kalau tidur nya begitu!"

"Iya, memang aku sudah mau pulang, kok."

Naruto membuat Bunshin lebih dulu, meminta si Bunshin membantu pemilik kedai sekalian membayar tagihan.

"Kalau begitu aku duluan, ya." Ucap nya sambil menahan pundak dan pinggang Sasuke, lalu ber-shunshin pergi.

"Sejak kapan dia bisa shunshin?" Shikamaru bertanya, heran saat pemuda rambut jabrik itu hilang dari pandangan.

"Entah, tapi dia sudah hebat, ya?" Sakura tersenyum bangga.

#..............#

Vote and comment please 💗

I'm here, with you..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang