Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers
So, let's reading...#…………….#
Di pasar Konoha
Naruto dan Sasuke berjalan dengan tangan saling menggenggam. Wajah Sasuke sudah memerah sejak tadi karena menjadi tatapan orang-orang.
Ya bagaimana tidak?!
Naruto jelas sekali sekarang terkenal sebagai pahlawan Desa. Dan pahlawan itu, kini justru terlihat saling bergandengan dengan seseorang, warga pasti memperhatikan. Sasuke hanya menatap tanah agar tidak melihat tatapan orang-orang padanya. Dia tidak terbiasa.
"Naru, lepas tanganku. Kita dilihat orang-orang." Sasuke mencicit pelan.
"Ya tidak apa-apa, sayang. Mereka kan punya mata."
"Tapi aku malu, bodoh! Kau itu pahlawan Desa, masa kau malah bergandengan tangan dengan missing-nin seperti ku?! Jangan mencoreng nama mu yang mulai membaik sekarang karena ku!" Seru Sasuke dengan nada suara teramat pelan.
Kening Naruto mengerut tak suka. "Ya memang kenapa? Justru aku mau memperlihatkan kalau kamu itu milikku. Lagipula status missing-nin mu sudah dicabut, sayang. Kau sudah jadi ninja Konoha lagi."
"Kalaupun kamu masih jadi missing-nin, memang kenapa? Toh hidup kita itu urusan kita, bukan urusan mereka yang hanya melihat semuanya dari luar saja."
"Dan masalah pahlawan apalah itu, bagiku sekarang tidak penting. Yang lebih ku pikirkan hanya kamu. Jadi berhenti berpikir macam-macam, karena itu hanya akan menyulitkan mu." Naruto menyahuti ucapan Sasuke. Dia bukan melepas tautan, justru semakin mengeratkan genggaman tangannya pada jemari sang Omega.
'Juga aku tidak menyukai nya.' lanjut Naruto dalam hati.
Sasuke diam tak membalas ucapan Naruto. Dia, hanya tidak mau pahlawan Desa seperti Naruto mendapat malu karena dirinya. Sudah cukup banyak dia menyusahkan sang alpha, kan? Tapi dia juga tidak bisa mengatakan apapun untuk menyahuti perkataan Naruto yang jika dia memikirkan nya dengan lugas, hal itu memang benar adanya. Namun sebagai seorang Uchiha, dia lebih terpaku pada sudut pandang hati.
"Oh iya, mau cari tomatnya yang bagaimana? Yang hijau atau yang merah?" Tanya Naruto setelah cukup lama terdiam.
Sasuke tidak langsung menjawab, dia diam sebentar untuk menghirup udara yang entah kenapa terasa lega setelah mengiyakan ucapan Naruto sebelum nya dalam hati. "Cari tomat buah, lah. Jangan tomat sayur. Kalau tomat sayur kan lebih asam. Dan lagi apa-apaan pertanyaan mu itu?? Untuk apa juga membeli tomat hijau yang jelas-jelas masih mentah? Dibuat jus hambar dimakan langsung juga malah enek. Beli yang merah, lah!"
"Loh, memang beda? Bukannya tomat itu memang sayur, ya?"
"Ya jelas beda, Naru! Kalau tomat buah itu yang bentuknya besar, warnanya mengkilap, yang mirip paprika, kalau dimakan teksturnya renyah. Terus rasanya juga tidak terlalu asam. Ada manis-manis nya."
"Lalu, kalau tomat sayur?" Tanya Naruto yang tidak mengerti perbedaan nya.
Padahal setau nya semua tomat itu sama saja, sama-sama untuk dimasak, kan?? Selama ini dia kalau masak kan kadang memakai tomat juga, kalau perlu.
"Yang kecil-kecil, bulat seperti punya mu, warnanya merah agak kusam, rasanya lebih asam."
Woelah Sas, mesum juga lu 😭😔
"Oh ternyata beda ya?" Naruto bertanya sendiri. Sementara matanya lirik-lirik sekitar mencari kios yang sekira ada tomat, "kukira sama saja." lanjutnya.
Ngomong-ngomong, dia tidak sadar dengan ucapan Sasuke yang menyamakan 'punya' nya dengan tomat kecil itu.
"Ya beda lah, Bambang!! Belimbing juga kan ada belimbing buah, ada belimbing sayur. Tomat juga begitu!" Gerutu Sasuke.
"Yang seperti ini, Sasu?" tanya Naruto saat mereka ada di depan kios sayur, menatap tomat-tomat di situ. Dia menyentuh dan mengangkat satu buah tomat lalu menunjukkan nya tepat di depan wajah si omega.
"Ish, ini kecil, pirang! Kan sudah kubilang tomat nya yang besar."
Si penjual keluar, menghampiri pasangan itu sambil mengelap keringat di leher dengan handuk kecil berwarna oranye.
"Uzumaki-san, ada yang bisa saya bantu?" Bapak penjual berperut buncit itu sopan, tatapannya nampak hormat.
"Etoo, ada tomat yang besar, tidak? Bukan tomat kecil ini."
"Oh, maksudnya tomat apel?"
Naruto berkedip pelan, "memang namanya tomat apel?"
"Iya, itu namanya. Tunggu sebentar, saya ambilkan."
"Sasuke, benaran namanya tomat apel?"
"Hu'um." Angguk Sasuke.
"Kenapa bukan tomat jeruk, tomat pir, tomat pepaya?"
"Ya mana aku tahu."
Si penjual kembali dengan dua kantong plastik berisi tomat segar, menyerahkan nya pada Naruto yang langsung merogoh kantung celananya, berniat mengambil uang.
"Tidak perlu dibayar, Uzumaki-san. Itu gratis dari saya."
"Eh, tapi--"
Naruto sekarang tau, apa yang dirasakan Sakura saat datang ke apartemennya.
Setiap kali lewat satu kios, mereka pasti akan memanggilnya dan memberikan sebuah bungkusan, diiringi ucapan terima kasih karena telah menyelamatkan.
Diterima berat bawa nya, ditolak tidak enak. Ah! Serba salah!
Saat sudah keluar dari pasar, Naruto berjongkok di samping jalan karena tangannya merasa berat membawa lumayan banyak kantung belanjaan, sedangkan Sasuke yang asyik memeluk tomat dengan erat hanya ikut berhenti.
"Ya ampun, berat sekali." keluh Naruto.
"Kenapa tidak kau masukkan ke dalam fūin saja? Daripada bawa sendiri begitu, terlihat sekali ribetnya." Usul Sasuke mengingatkan.
Naruto diam sejenak, menepuk dahi, merutuki kebodohannya. Betul juga! Dia kan ada fūin. Segera Naruto masukkan bermacam bingkisan itu ke dalam segel penyimpanan.
#.........#
Vote and comment please 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm here, with you..
FanfictionSang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan kutukan yang sebelumnya telah tertanam dari segel Orochimaru, dan chakra asing dari sebuah pohon. K...