68. Worm

1.4K 140 15
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers

So, let's reading...

#................#

"Ayolah, bilang itterasshai, Sasu.." Naruto memberi wajah memelas nya pada Sasuke.

"Tidak!" Sasuke menolak.

"Sasuuuuuuuu..." Rengek si pirang jabrik.

Sasuke menghela nafas jengkel, dia masih malu loh ini! Bisa-bisanya dia kena gombalan tak bermutu si pirang tadi. Dan bukannya peka kalau dia sedang blushing, si pirang malah merengek.

Sasuke mau saja sih mengatakan 'itterasshai', tapi ya jangan sekarang lah! Wajah nya pasti akan semakin matang kalau bilang kata tersebut saat ini.

"Tinggal berangkat apa susah nya sih?!" Seru Sasuke.

"Ya kau juga, tinggal bilang 'itterasshai' apa susah nya sih?" Sahut si pirang membalikkan ucapan Sasuke.

Sasuke melotot. Naruto lesu, tau kalau dia tidak bisa memaksa pemuda berambut pantat ayam itu.

"Ya sudah deh, baibai Sasu.."

Dia menatap si pirang yang berbalik dan mulai berjalan. Sebenarnya sedikit merasa bersalah pada sang alpha, tapi dia tidak mau wajah semakin merah. Saat ini saja pipi nya masih terasa panas. Sasuke yakin kalau rona merah di wajah nya sudah seperti tomat matang kesukaan nya.

Dan Sasuke terpana. Masih dengan posisi Naruto yang membelakangi nya, pemuda itu mengacak rambutnya sendiri lalu mengibaskan nya ke kiri dan ke kanan. Seolah angin ikut bicara, helaian rambut pirang nya beterbangan, membuat pemandangan itu semakin indah. Bahkan daun-daun pada pepohonan di sekitar mereka ikut berkibar, seperti mengikuti gerak rambut pirang si jinchuuriki kyuubi. Belum lagi burung yang sebelumnya terdengar mencericit, malah tiba-tiba terdiam tanpa suara, seolah ikut terpana akan aura yang dipancarkan oleh si pirang bermanik sapphire tersebut.

Kemudian Naruto menggunakan hittai-ate nya. Fitur wajah tampannya nampak begitu jelas dalam pandangan Sasuke. Lalu dengan tanpa berdosa nya, si pirang itu kembali menoleh kebelakang, menatap nya, dan memberikan senyuman lebar.

Membuat Sasuke kembali memanas wajahnya.

~~

"Bosan.." Sasuke mengeluh. Sejak Naruto pergi dan meninggalkan Bunshin untuk menjaga nya, dia tidak keluar dari gubuk. Hanya diam didalam. Kebanyakan tidur berbaring saja.

Bunshin Naruto yang entah sedang apa dekat pintu, menoleh, mendapati Sasuke yang asik menatap langit-langit ruangan tersebut dengan tatapan malas.

"Kenapa?"

"Bosan, Naruto.." kembali si raven mengeluh.

"Lalu kamu mau apa?" Tanya Naruto Bunshin tersebut bingung.

"Tidak tau."

Si pirang menggaruk kepala yang tak gatal. Lalu dia harus apa kalau Sasuke yang bosan saja tidak tau mau melakukan apa??

"Kau yang asli masih lama bukan pulang nya?"

"Kenapa memang? Mau keluar? Bersama ku saja." Tawar si pirang.

"Tidak mau, nanti kau tiba-tiba menghilang!"

"Hey, aku diberi chakra lebih banyak ya, jadi tidak akan hilang semudah itu. Lagipula kan sama saja, aku dan yang asli tetap masih Naruto."

"Apanya yang sama?" Sasuke mencibir, "kau sangat kaku. Bahkan lebih kaku dari ku yang memang jarang bicara."

Yah, si Bunshin itu mengakuinya dalam hati. Dia memang lumayan kaku saat bersama Sasuke. Bukannya apa, tapi Bunshin itu masih ingat saat dia dipanggil sewaktu Sasuke drop demam malam-malam. Dia jadi agak menjaga tingkah, tidak mau pemuda itu sakit lagi.

"Kau mau memancing?" Tanya si pirang.

Sasuke memicingkan mata mendengar nya. Sebenarnya ide itu boleh juga. Lumayan kan ya, dia tidak akan terlalu mati bosan. Belum lagi setelah nya dia akan mendapat ikan, mungkin dia bisa membuat ikan bakar nanti, kan?

"Tapi kau memancingnya nya dengan aku yang asli saja. Aku terlalu malas untuk mengail ikan. Lebih gampang mengambil nya dengan cara ditusuk pakai bambu."

"Ya lalu kenapa kau sarankan padaku, Dobe!! Aku bosan nya sekarang! Bukan menunggu kau yang asli datang!" Sasuke berseru kesal.

"Dengar kan dulu, dong!" Si Bunshin ikut berseru. "Kau memancing nya memang lebih baik dengan yang asli. Tapi sekarang cari umpan. Ayo, ku temani."

"Kau saja yang cari." Celetuk Sasuke.

"Yang bosan kan kamu, bukan aku." Sahut nya.

"Lalu apa hubungannya?" Tanya Sasuke heran.

"Ya ayo cari umpan, cacing. Supaya kamu tidak diam saja dan bosan terus."

"Ca-cing?!"

Naruto mengangguk mengiyakan, "iya cacing. Memang memancing ikan pakai apa? Bulu merpati? Jangan bilang kau takut sama cacing? Kau kan punya ular raksasa, cacing bentukan nya sama tuh dengan ular mu, beda ukuran saja." Dia menatap Sasuke dengan senyum mengejek terpatri di wajah. Membuat Sasuke ingin melayangkan tinjuan pada wajah si pirang.

"Aku hanya geli, bukan takut!" Sasuke membantah keras.

"Ah masa??" goda pemilik manik biru tersebut dengan kedua alis yang naik turun.

Sasuke mendengus sebal.

"Jadi, mau atau tidak?"

"Ayo saja sih, tapi jauh apa dekat?" Sasuke mengiyakan di akhiri nada bertanya.

"Tidak perlu jauh-jauh, di belakang gubuk ini saja."

"Ya sudah, ayo." si Raven segera beranjak sambil menarik tangan pemuda bermata biru tersebut, pergi ke bagian belakang gubuk.

"Lalu setelah ini apa?" tanya Sasuke kala mereka berdiri di bawah sebuah pohon rindang.

"Sebentar," Naruto mencari tanah yang agak lembab agar mudah mencari nya, "nah, di sini tanahnya gembur, pasti banyak cacingnya. Coba cari, Sasu."

"Kau saja, aku hanya mau melihat." Tolak si raven.

"Kok begitu? Kan yang bosan itu kamu, bukan aku!" protes Naruto.

"Berisik! Kau saja, cepat!"

"Aish, iya iya."

Akhirnya dia pasrah saja, lalu berjongkok untuk kemudian mengorek-ngorek tanah, mencari keberadaan makhluk mungil tanpa kaki yang hobinya menggeliat tersebut.

#.......#

Vote and comment please 💗

I'm here, with you..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang