Ps...
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers
So, let's reading...
#…………….#
"Baiklah ayo kita ke apartemen mu." Ucap Iruka tak mempertanyakan lebih jauh, pikirnya toh nanti juga dia akan tau.
"Eh, tapi di sana tidak ada bahan makanan, Sensei. Si bodoh itu belum beli kebutuhan sehari-hari. Yang ada hanya ramen instan. Makanya aku harus pergi ke tempat mu sekarang ini. Kalau ada sih aku juga bisa memasak nya." Si Bunshin setengah mengeluh.
"Aku juga belum mengisi persediaan." Iruka mengingat-ingat isi dapur nya yang ternyata juga sama, sama-sama kosong.
"Kalau begitu kita harus pergi ke rumah Kakashi dulu, minta bahan makanan padanya saja. Tidak mungkin dini hari begini ada toko yang buka."
"Ha'ik, Sensei.."
~~
Angin malam berhembus lumayan kencang. Membuat air danau yang memang dingin jadi semakin dingin. Langit malam begitu gelap, sebab bulan yang bertahta diatas sana tertutup awan kelam. Permukaan danau yang biasa nya menampilkan ilustrasi langit diatas nya, kini hanya menampilkan riak air yang berjalan pelan dibawa angin.
Di ujung jalan setapak nampak segelintir kunang-kunang saling berkejaran, menghiasi gelapnya malam dengan kelap-kelip remang. Dan dua ekor kelelawar juga sedang terbang mencari mangsa, mengeluarkan resonansi suaranya yang menjangkau daerah cukup luas.
Naruto sekarang berdiri didekat danau.
Naruto melepas selimut yang menutupi mereka berdua, membiarkan lembaran kain itu terjatuh ke tanah, lalu berjalan mendekat ke arah danau dihadapan mata.
Dia membawa Sasuke turun perlahan ke daerah danau yang cukup rendah, tidak terlalu dalam. Dan saat keduanya berdiri disana, permukaan air itu mencapai sebatas dada.
Kepala Sasuke terkulai lemah di bahu Naruto, napasnya masih tak teratur, tapi kelopak mata yang sejak di apartemen terbuka lebar kini mulai menutup.
Naruto menahan tubuh lemas Sasuke dengan melingkarkan kedua tangannya di pinggang si raven. Membiarkan tangan dan kaki Sasuke terjatuh di kedua sisi tubuhnya.
Dia sekarang sedang berpikir, bagaimana cara menenggelamkan kepala Sasuke tapi tidak membuat pemuda itu tersedak air.
Akhirnya satu tangan yang masih bertengger di pinggang ramping Sasuke melepas pegangan nya. Kemudian beralih menekan kepala belakang Sasuke agar menempel erat di pundak nya. Setelah itu dia menahan napas, dan menenggelamkan dirinya sendiri sambil membawa Sasuke ikut serta.
Naruto tetap menahan Sasuke di pundaknya saat mereka berdua di dalam air. Tidak terlalu lama, hanya tiga puluh detik lalu kembali menyembulkan kepala di permukaan danau. Naruto melepas hidung dan bibir Sasuke dari penahan nya, yang tak lain pundak lebar si pirang.
Telapak tangan Naruto menyentuh kening, pipi, dan leher Sasuke, mengira-ngira suhu nya sudah berkurang atau belum. Dan syukurlah, walaupun terasa sama saja, Naruto tau kalau setidaknya panas Sasuke mulai berkurang. Setidaknya mungkin sekitar 4°.
Naruto lalu menarik kedua tangan Sasuke yang sejak tadi terkulai, meletakkan lengan kurus itu di perempatan antara tangan dan bahu nya, bermaksud menahan lengan Sasuke disana. Kemudian dia membaringkan sebagian kepala Sasuke di air, tanpa menenggelamkan wajahnya. Tangan nya menepuk-nepuk air di kepala Sasuke, lalu memijit pelan ubun-ubun nya.
Sekitar satu setengah jam berlalu.
Kelopak si raven berkedip pelan, lalu tak lama dia membuka matanya.
"Naruto?" Suara Sasuke terdengar lirih di keheningan malam.
"Ya, ini aku."
Segera si pirang menarik Sasuke agar kembali bersandar pada nya.
"Di--dingin, Naru.."
Kalau sebelumnya Sasuke menggigil karena panas tinggi, sekarang dia menggigil karena kedinginan. Suhu panas nya juga sudah turun drastis.
Segera Naruto kembali ke daratan dengan Sasuke di pelukan. Menyambar selimut yang tadi ia jatuh kan dengan terburu-buru, memakaikan nya pada Sasuke, lalu melesat pergi ber-shunshin kembali ke apartemen.
~~
"Lama sekali?" Si Bunshin bertanya begitu Naruto dan Sasuke muncul dari balik jendela yang terbuka.
"Suhunya baru turun. Tapi sekarang dia kedinginan."
Terlihat permukaan kulit Sasuke yang memang sudah seputih porselen, semakin putih dengan aksen pucat.
Segera Bunshin Naruto mengambil pakaian kering dan menggantikan pakaian Sasuke yang basah. Naruto juga pergi ke kamar mandi untuk mengganti baju basah nya.
Telapak tangan si raven begitu dingin, belum lagi warnanya bahkan tidak menunjukkan kemerahan sama sekali. Seperti tidak dialiri darah.
Naruto kembali ke tempat tidur dengan pakaian kering di badan. Kedatangan nya membuat Bunshin-nya menoleh, dia juga sudah selesai menggantikan pakaian Sasuke.
"Makanan untuk Sasuke disini, ya." Ucap si Bunshin menunjuk meja kecil disamping ranjang. Diatasnya ada semangkuk bubur yang masih mengepulkan uap. Juga terdapat beberapa Onigiri, segelas teh hangat, dan sebuah sapu tangan kecil.
Naruto hanya mengangguk.
"Oh ya, besok katanya Iruka Sensei dan Kakashi Sensei akan kemari untuk menjenguk Sasuke." Kepala durian kloningan itu memberitahu.
Sebelum si pirang yang asli sempat bicara, padahal mulutnya sudah terbuka untuk mengeluarkan suara, Bunshin-nya sudah berubah menjadi kepulan asap, menghilang.
"Sasu?" Naruto menaiki tempat tidur, membuat jarak mereka berdua sedekat mungkin, lalu melilit tubuh keduanya dengan selimut lain yang tadi sempat diambilkan si kloning.
"Di--dingin.."
"Iya aku tau, tenanglah, ada aku disini." Naruto menenangkan, tangannya bergerak memberi kehangatan pada Sasuke lewat rengkuhan lembut nya.
#..............#
Vote and comment please 💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm here, with you..
Fiksi PenggemarSang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan kutukan yang sebelumnya telah tertanam dari segel Orochimaru, dan chakra asing dari sebuah pohon. K...