Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers
So, let's reading...#…………….#
Sepuluh menit kemudian, gigitan Sasuke mengendur.
Tangan Naruto yang jari nya tergigit nampak membengkak, sebab memang gigitan omega yang sedang emosi itu sangat kencang. Untung tidak sampai putus.Padahal putusin aja itu jari, Sas.
"Sudah tenang, sayang?" tanya Naruto hati-hati. Dia elus perlahan pipi Sasuke seperti mengelus sesuatu yang sangat rapuh, seolah kalau dia menyentuh nya terlalu keras, itu malah akan menyakiti.
Bukannya memberi jawaban, si Raven malah memalingkan wajah, masih merasa sakit hati, ditambah lagi bukannya mengerti kalau dia sedang cemburu, Naruto malah ikut marah.
"Sasuke, ayolah sayang. Aku tidak akan tau apa salahku, kalau kamu tidak bilang apa-apa. Maafkan Aku. Apa yang kamu pikirkan sebenarnya, hm? Kamu mau memukul ku? Ayo pukul saja aku daripada kamu mendiami ku. Jangan diam saja seperti ini, Sasu." Naruto berkata frustasi.
Sungguh, sebenarnya apa salahnya?! Dia tidak tau apa yang dia perbuat sampai Sasuke bisa marah seperti ini. Mengingatkan nya pada saat-saat di mana Sasuke masih menganggap nya sebagai musuh. Tapi waktu itu bahkan Sasuke bukan mendiamkan nya begini, hanya menyerang nya mati-matian. Itu lebih baik daripada Naruto harus melihat air mata dari lelaki tsundere tersebut.
Tetap tidak ada tanggapan apapun dari pemuda bersurai legam itu.
Terpaksa Naruto harus lakukan ini, dia tidak tahan didiamkan sang kekasih. Naruto sentuh dagu Sasuke dengan ibu jari dan telunjuknya, agar dia bisa melihat mata yang masih basah dan terus menatap ke arah lain itu. Lalu Naruto usap sebentar sudut bibir Sasuke, untuk kemudian memberikan sebuah ciuman lembut di sana. Biar pun Sasuke tidak membalas, Naruto tetap melanjutkan ciumannya. Sasuke hampir terbuai, tapi dia memilih untuk tetap diam. Sasuke malah kembali mengalihkan pandangan ke arah lain, seperti si pirang yang mencium nya itu tidak penting.
Naruto melepas tautan bibir mereka, menghela nafas berat karena Sasuke diam saja sejak tadi. Lagi dan lagi, dia peluk Sasuke begitu erat, berkali-kali juga berucap maaf di telinga Sasuke. Hingga isakan kecil terdengar, dibarengi umpatan yang keluar dari mulut si Omega. Naruto hanya menerima saja ucapan Sasuke, bahkan mengiyakan agar emosi Sasuke keluar semua. Setidaknya setelah ini, Sasuke mungkin akan berkata pada Naruto apa yang membuat dirinya marah?
"Kau bajingan!"
"Iya iya, aku bajingan."
"Bodoh!!"
"Iya sayang, aku memang bodoh."
"Sialan!!"
"Iya aku sialan."
"Mati kau!!"
"Baik, baik. Nanti kalau sudah waktunya, aku pasti mati."
"Idiot!!"
"Kalau kau memang suka orang lain kenapa datang padaku?! Kalau kau mau bersama orang lain kenapa memberiku harapan, sialan?! Temui saja orang spesial mu itu sana!! Tinggalkan aku pergi cepat!!" Sasuke meracau karena terlampau sakit hati.
Entahlah, sejak membunuh Itachi, lebih tepatnya sejak dia menjadi Omega, perasaannya begitu sensitif, begitu rentan, begitu emosional, begitu mudah tersentil walau hanya karena hal sepele. Apalagi kalau itu tentang Naruto. Seakan, sedikit saja ada yang salah atau berbeda dari si pirang yang sudah bersusah ria membawa nya dari kegelapan itu, berarti Sasuke akan kembali sendirian seperti sebelumnya.
Dan dia tidak mau sendirian lagi.
Naruto terdiam sejenak, lalu matanya membulat. Ya Tuhan, jadi penyebab Sasuke marah hebat itu karena ucapannya tadi?! Apa kata-kata itu membuat omega manis nya ini salah paham?!
"Stt, kamu salah paham, sayang. Yang ku maksud orang spesial itu adalah Ero-sennin."
Penjelasan singkat Naruto hanya membuat tangis Sasuke semakin keras.
Naruto terus menenangkan Sasuke, tangan kanannya masih merangkul si Omega, tangan kirinya mengelus rambut hingga punggung Sasuke, dia juga berulang kali mengecup kedua kelopak mata Sasuke yang sudah terlihat bengkak.
'Naruto, apa yang sebenarnya kau lakukan?! Kenapa kau malah membuat kesayangan mu menangis hebat?! Memang sialan kau pirang!!' maki Naruto dalam hati pada dirinya sendiri. Menyesal sendiri mengatakan hal yang sebetulnya bagi dia biasa, tapi ternyata bagi Sasuke sangat sensitif.
~~
Naruto sandarkan punggung di dinding, tangannya memukul kepalanya sendiri kuat-kuat, masih sangat menyesal dengan apa yang tadi terjadi.
Apalagi bukan hanya membuat Sasuke salah paham, dia juga menyakiti pemuda itu dengan kemarahan nya.
Dia sekarang hanya berdiam diri di samping jendela, sedikit menjauh dari Sasuke setelah si omega tidur kelelahan. Kemudian setelah tiga jam berdiri menghabiskan waktu untuk merenung, dia keluar dari kamar, pergi ke dapur untuk mendapatkan kompresan.
Setelah apa yang dia cari didapatkan, Naruto kembali ke kamar, mendekati tempat tidur lalu meletakkan baskom berisi air dingin yang di bawanya ke atas meja samping ranjang. Naruto singkap perlahan rambut di dahi Sasuke dengan lembut, kembali bergumam maaf diiringi raut wajah bertambah sendu. Dia mengambil kain, membasahi lalu memerasnya, lantas mengompres mata bengkak Sasuke.
Ketika tangannya menyentuh wajah Sasuke, Sasuke ikut mengulurkan tangan, memegang lengan Naruto. Naruto terkesiap sejenak karena hal tersebut.
"Sasuke?" Panggil Naruto lembut.
"Naru, maaf.." si Raven berbisik lirih.
"Tidak, kamu tidak salah. Aku yang harusnya minta maaf, bukan kamu. Maafkan aku, sayang.." ucap Naruto lalu mencium ujung pelipis Sasuke.
#......#
Vote and comment please 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm here, with you..
Fiksi PenggemarSang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan kutukan yang sebelumnya telah tertanam dari segel Orochimaru, dan chakra asing dari sebuah pohon. K...