Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..
Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers
So, let's reading...#…………….#
"Sasu--"
"Aku tidak kenapa-napa, Naru."
Naruto menyatukan keningnya dengan kening Sasuke, menatap manik segelap malam itu dalam, meminta kejujuran.
"Tidak apa-apa, betulan." ucap Sasuke sekali lagi.
"Kalau tidak kenapa-napa, bibir mu tidak mungkin terluka, sayang."
Sasuke malah mengalihkan pandangan.
Helaan nafas terdengar dari bibir Naruto, "ya sudah, kalau kamu tidak mau bilang. Lebih baik kamu duduk di sini." Naruto menepuk pahanya, sebuah permintaan agar kesayangan nya itu duduk di pangkuan.
Sasuke berpindah posisi, duduk di tempat nyaman yang hanya miliknya. Luka di bibirnya disentuh lembut oleh Naruto dengan jari telunjuk, yang dari sana keluar sebuah chakra merah kehijauan.
"Kamu mau ikut ke rumah Sensei atau tidak, sayang?"
"Hmm, ikut."
"Ikut? Tapi kamu tampak mengantuk."
"Bangunkan saja kalau aku tidur." sahut Sasuke yang matanya memang terlihat sayu.
"Baiklah, everything for you, love.."
~~
Naruto dan Sasuke --yang masih terlelap di gendongannya, terlambat hampir tiga puluh menit dari rencana untuk pergi ke rumah Kakashi, sebab tadi Naruto juga sempat ketiduran karena terlena dengan aroma yang menguar dari Sasuke.
"Loh, Sasuke tidur, Nar? Kenapa tidak kau bangunkan?" tanya Kakashi saat membukakan pintu setelah diketuk Naruto.
"Ya Sensei, maaf kami berdua telat. Tadi aku malah ikut tidur, soalnya. Dan nanti saja dulu, akan ku bangun kan, kok."
Sakura yang sudah duduk mengobrol dengan Yamato, menoleh saat suara Naruto terdengar. Astaga!
Pemandangan ini terlalu menggemaskan untuk dia lihat. Ya bayangkan saja, Sasuke sedang digendong ala bridal oleh Naruto, dengan wajahnya yang nampak menempel di dada si pemuda pirang. Sai dan Yamato hanya menatap heran, meskipun Sai tetap dengan senyum palsu yang menjadi ciri khasnya itu.
"Tidak apa-apa, Naruto. Kau tidak terlambat, kok. Hidangan nya bahkan baru akan di siapkan."
"Jangan teriak, Saki-nee.." Naruto menginterupsi sebelum Sakura betulan teriak. Membuat gadis bersurai permen karet itu berdecak kesal. Tidak asyik sekali si pirang satu itu!
"Belum juga teriak." Kesal si Pinky.
"Ya makanya jangan teriak."
Baru saja Sakura akan kembali bicara, seseorang muncul dari satu pintu.
"Ayo ke ruang makan, makanannya sudah siap."
"Loh, Iruka Sensei?? Sensei juga diundang?"
"Siapa yang kau bilang diundang?" Kakashi yang menyahut, "justru Iruka adalah alasan kita berkumpul di sini sekarang." Lanjut nya santai.
"Hah? Maksudnya, Sensei?"
"Pirang kuning baka! Masa tidak ngerti?!" Sakura berseru jengkel.
Naruto hanya melongo.
Akhirnya yang lain segera pergi ke ruang yang dimaksud, meninggalkan Naruto yang masih bermulut terbuka.
Si pirang hanya mengangkat bahu, nanti juga tau. Sekarang, dia lebih memilih untuk membangunkan Sasuke lebih dulu.
"Sasu, ayo bangun.." katanya dengan tangan terulur di pipi si Omega.
Pada panggilan yang ketiga, Sasuke bangun, matanya mengerjap linglung.
"Naruto." panggilnya pada si pirang.
"Iya, ayo bangun. Kita sudah di rumah Sensei."
"Hnn, turunkan aku." pinta Sasuke dengan tangan mengucek mata.
Naruto menuruti keinginan omega nya, menurunkan Sasuke pelan. Setelah diturunkan, Sasuke sempat oleng sejenak, efek baru bangun tidur.
"Hati-hati, sayang.." peringat Naruto yang dengan sigap menangkap nya.
"Nah, ayo.." Naruto meraih lalu menggenggam tangan Sasuke.
Keduanya berjalan ke ruang makan, yang jelas telah dipenuhi oleh berbagai masakan-masakan di atas meja dengan rapi. Naruto dan Sasuke duduk berdampingan, di depan Sasuke adalah Sakura dan di samping Naruto ada Yamato yang juga berhadapan dengan Sai. Kakashi dan Iruka duduk di masing-masing ujung meja makan.
"Sebenarnya ini untuk merayakan apa sih, Sensei? Kenapa kau bilang Iruka Sensei itu alasannya?"
"Ckckck, kau bodoh sekali pirang kecil." Sakura yang greget berdecak, geleng-geleng kepala.
"Hey?!" Naruto tak terima.
"Kau tidak bisa menebaknya, Naruto?" tanya Kakashi dengan senyuman matanya.
"Hmm, apa sih?" Naruto bingung, ditertawakan Iruka dan Sai.
"Idiot." sahut Sasuke malas.
"Temeeeee~ coba beri tau aku, bukan bilang aku idiot.." Naruto merengek dengan wajah yang menurut Sakura minta di tabok.
"Mereka punya hubungan, Usurantokachi!!"
"Hah?!" Naruto loading sebentar, untuk kemudian berteriak menggema, "kau ternyata gentle juga ya, Kakashi Sensei!!"
"Hmm.."
"Sudah sudah, waktunya mengobrol tuh setelah ini." Iruka mengingatkan, kalau mereka kebanyakan berdebat, nanti makanan nya akan keburu dingin.Begitu selesai dari acara makan mereka, Naruto mendesak kedua Sensei nya itu untuk bercerita, diakhiri wanti-wanti Naruto yang mengancam Kakashi kalau sampai membuat Iruka Sensei kesayangannya sedih.
~~
Pasangan Alpha Omega tersebut kini ada di atas patung Hokage, duduk menatap langit dengan posisi Sasuke yang punggungnya bersandar nyaman di dada Naruto. Tangan Naruto melingkar apik apik pinggang si Omega.
Bulan di langit sana bersinar terang, karena memang malam ini bertepatan dengan waktunya purnama. Belum lagi bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya, ikut menghiasi langit malam yang gelap gulita.
"Indah bukan, sayang?"
"Hnnn.." sasuke mengiyakan.
Saat menatap ke atas mendapati langit yang dipenuhi para penghuni nya, menatap ke bawah melihat rumah-rumah yang bercahaya oleh lampu, nampak seperti kunang-kunang di dalam lembah.
"Naru." Panggil Sasuke.
#........#
Vote and comment please 💗
Nah tuh Lin double update..
Sebenernya emang mau doubdate hari ini😺
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm here, with you..
FanfictionSang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan kutukan yang sebelumnya telah tertanam dari segel Orochimaru, dan chakra asing dari sebuah pohon. K...