37. Moved, not pushed

1.7K 162 10
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers

So, let's reading...

#…………….#

"Ingat loh pirang, kau punya hutang mentraktirku ramen besok. Awas saja kalau kabur, ku tunggu!"

"Aish, iya iya, sudah sana! Kalau mau pulang, ya pulang saja, tidak perlu mengingatkanku soal taruhan itu."

"Yosh, kutunggu hari esok, mata ashita." Ucap Chouji, dia pergi menarik si pewaris klan Nara dengan riang gembira.

Maklum dapet traktiran😇

"Cih, ingat saja kalau aku kalah taruhan." Naruto mendecih kesal, dibalas gelak tawa si partner dalam mindscape nya.

"Taruhan apa?" tanya Sasuke.

"Kami sempat bertaruh soal Ino, kau ingat dia, kan. Salah satu fansmu dulu itu, loh." Naruto menyebut nama si gadis yang diketahui sedang gencar mendekati pemuda berkulit pucat pengganti Sasuke di team 7.

Sasuke mengerutkan kening, malas berpikir. Baginya semua gadis sama saja.

"Si gadis pirang yang rambutnya ponytail itu, teman Sakura." Tambah Naruto.

Sasuke hanya mengangkat bahu acuh, tidak terlalu peduli.

"Lalu kami bertaruh, Ino yang mendekati Sai, atau sebaliknya. Dan aku ternyata malah kalah, menyebalkan sekali." keluh Naruto.

Seharusnya dia bertaruh nya si Ino yang mendekati Sai. Tapi dia malah yakin sekali kalau Sai yang sedang pdkt, cuma gara-gara lelaki muda minim ekspresi itu menyebut Ino 'Nona Cantik'.

Tak tau sadar atau tidak, jemari tangan Naruto meraih telapak tangan Sasuke, membawa permukaan tangan yang terasa halus itu ke dalam genggaman. Sasuke menatap sejenak jari-jemarinya sendiri yang terbungkus tangan hangat Naruto.

Sejak kapan tangannya jadi semungil ini? Apa jangan-jangan pertumbuhannya terhambat? Atau Naruto yang terlalu melampauinya dari segi fisik?

Apapun itu, genggaman tangan Naruto memberikan setitik kehangatan yang menjalar.

~~

Sesampainya di kompleks Uchiha, Naruto mengeluarkan gulungan putih, tinta, dan kuas dari fūin penyimpanan. Menuai pandangan bertanya dari onyx Sasuke.

"Tsunade Baa-chan bilang, kalau Jiraiya Sensei sudah memasang segel di sini. Jadi tidak akan ada yang bisa masuk. Termasuk kamu, sebelum segel itu dihilangkan. Jadi aku membawa peralatan ini untuk membuka segel." Pemuda pirang itu menjelaskan.

"Kenapa?" tanya Sasuke.

Pertanyaan singkat Uchiha terakhir itu membuat Naruto menghela napas geli, dan mengeluarkan kekehan dari mulutnya.

Dia melepas jaket yang sejak awal terikat di pinggang, menyebar nya pada rerumputan.

"Duduk di sini, agar bajumu tidak kotor." ucap Naruto, membimbing Sasuke duduk di atas bentangan jaketnya, belum menjawab kata 'kenapa' yang terlontar dari bibir cerah si raven.

Sasuke membiarkan Naruto menuntun nya, lalu duduk tanpa banyak membantah.

"Distrik mu masih memiliki banyak hal yang bisa dirampas, Sasu. Dan dengan segel, setidaknya tempat ini akan aman."

Sasuke mengerutkan kening tanda tak setuju akan ucapan si pirang, dia hendak membantah.

"Ya, aku tau," Naruto kembali bicara memotong ucapan Sasuke yang belum sempat keluar, "aku tau kalau tempat-tempat penting seperti kuil Uchiha, itu memang membutuhkan darah seseorang dari klan untuk membukanya. Hokage hanya berjaga-jaga, lebih baik mencegah, kan?"

"Lagipula, jika dulu saat kamu masih di sini, distrik tetap bebas tanpa segel itu, ya karena dia masih memiliki pemiliknya, yaitu kamu, Sasu. Meskipun kamu tinggal di apartemen sendiri."

"Tapi saat kamu kabur?" Tanya Naruto yang mendapatkan tatapan datar si raven.

"Tempat ini menjadi bukan milik siapa-siapa, kan?"

"Jika tempat ini disegel, bagaimana kita masuk?"

"Itulah gunanya kamu memiliki aku," ucap Naruto tersenyum bangga, "tenang saja aku sudah hampir khatam dengan yang namanya fūinjutsu, dan segel di sini bisa ku atasi."

Sasuke terpaku, dia tidak mendengarkan ucapan Naruto selanjutnya, karena otaknya justru berhenti pada kalimat 'kamu memiliki aku' yang terucap dengan bangga dari bibir rivalnya.

Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Akhirnya pemuda berbaju abu-abu gelap itu hanya memperhatikan Naruto yang mulai menulis sebuah bentuk kanji pada gulungan.

Mata biru cerah si pemuda dengan kemeja putih dan kerah oranye itu melihat berkali-kali, bolak-balik antara segel di gerbang kompleks dan scroll di tanah.

Begitu selesai, Naruto mengangkat scroll buatannya, mengarahkan gulungan itu ke hadapan Sasuke.

"Sasu, coba alirkan chakra mu kesini. Tidak perlu banyak, hanya untuk mengidentifikasi kalau yang akan membuka segel ini seorang Uchiha."

Sasuke mengulurkan tangan, menyentuh scroll di tangan si pirang, lalu mengalirkan sedikit chakra miliknya. Naruto juga ikut mengalirkan chakra saat Sasuke sudah selesai, lalu menempelkan gulungan itu di gerbang.

Kanji-kanji fūin bersinar kebiruan, kemudian naik ke udara keluar dari scroll, mengalir ke kanji yang ada pada gerbang.

Si pirang bermata sapphire mendorong gerbang, tapi gerbang besi besar itu hanya sedikit bergeser, tidak terbuka, seperti masih dikunci. Dia mengerutkan kening, matanya menyipit, telunjuk menggaruk pelipis.

"Apa yang salah? Segelnya kan sudah hilang, tapi kenapa belum bisa dibuka, ya?"

Sasuke memutar bola matanya malas melihat Naruto. Dia segera bangkit dari duduknya, mengambil jaket Naruto yang sebelumnya dia gunakan sebagai alas duduk, lalu menghampiri si pirang.

Sasuke menyampirkan jumpsuit hitam oranye Naruto di bahu bidang si pemuda bermata biru sapphire, lalu tangannya dengan cekatan menggeser gerbang ke samping, bukan mendorong nya ke belakang.

Dan yups, pintu gerbang distrik itu terbuka.

"Gerbang ini digeser, bukan didorong Usurantokachi!" Ucapnya sambil mendengus.

Naruto terkekeh malu.

#............#

Vote and comment please 💗

I'm here, with you..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang