57. If because I love you

1.6K 150 15
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers

So, let's reading...

#…………….#

Akhirnya Naruto kembali mengucap nama Sasuke, memanggil pemuda itu dengan nada suara yang terdengar dalam. Sasuke menatap iris sapphire musim panas milik Naruto, mata si manusia rambut pirang menunjukkan bermacam emosi yang sangat jelas tapi sulit diungkapkan.

"Sasu, boleh aku mengatakan sesuatu?"

Mata seindah langit musim panas Naruto menatapnya dengan begitu dalam, begitu menghipnotis, hingga Sasuke dengan cepat menganggukkan kepala, entah sadar atau tidak.

"Sasuke, kau tau kan kalau aku sangat menyayangimu. Entah itu sebagai teman, saudara, rival, sahabat, apapun itu. Aku tidak pernah menatapmu sebagai musuh." Ucap si pirang, menatap tepat ke manik onyx seindah langit malam Sasuke. Tangan nya bergerak pelan, naik ke pundak Sasuke yang tertutup kaus santai berwarna ungu tua, meremas pundak Sasuke dengan lembut.

Sasuke fokus mendengarkan, tapi sudut hatinya sedikit tercubit. Ya, Naruto hanya menganggapnya sebagai teman dan saudara, tidak seperti dia yang menginginkan hal lebih. Tidak seperti dia yang rasanya tak tau malu, karena berkali-kali hampir membunuh Naruto, namun masih berharap terlalu jauh.

"Ya, aku tau. Lalu kenapa?" Tanya Sasuke dengan suara yang tercekat, seolah tertahan di kerongkongan.

"Kamu pasti bisa merasakan nya kan, Sasu. Setelah semua yang kita alami selama ini, segala ikatan takdir yang kita miliki, benang merah yang selalu mengikat kita berdua kemana pun hingga terus bersama. Itu membuatku mengerti, kalau apa yang kurasakan padamu ternyata lebih dari sekadar hal yang sudah aku sebutkan."

"Aku tidak bisa lagi menganggap mu hanya sebatas rekan, rival, sahabat maupun saudara, Sasu.."

Sasuke kaku mendengar nya. Dia bahkan menahan nafas, "itu wajar jika kau membenciku. Aku berkali-kali akan membunuh mu, Naruto."

"Bukan itu, aku tidak pernah membencimu. Aku tau kamu hanya sedang terjebak. Lagipula kamu baru hampir akan membunuh ku. Tapi apa ada yang lancar kamu lakukan? Aku tau bukan karena kamu tidak mampu membunuh ku. Tapi karena kamu tidak kuasa melihat ku mati, kan."

"Jadi, bolehkah aku meminta izin untuk menyayangi mu, bukan lagi sebagai saudara ataupun sahabat. Tapi sebagai belahan jiwa. Tolong izinkan aku, agar aku bisa mengisi kekosongan sebuah ruang di hatimu yang sudah terlalu lama sendiri menanggung beban." Ucap Naruto setulus hati.

"Tidak!" Sasuke menjawab tertahan,
membuat Naruto terdiam, dia tertolak.

Pegangan nya pada bahu Sasuke sedikit melemah, dia menghela napas berat, mungkin memang hanya dia yang memiliki rasa sepihak.

"Tidak, jika kamu melakukan itu hanya karena ingin menyelamatkan nyawaku!"

Kata-kata yang diucapkan Sasuke membuat Naruto kembali meremas bahunya, lebih erat dari sebelumnya. Tatapan yang semula mulai meredup, memancarkan binar lagi.

Naruto menatap Sasuke dengan bibir tersenyum, ternyata dia salah mengira, "jadi, jika itu karena aku mencintaimu, kamu akan mengizinkannya??"

Kini giliran Sasuke yang terdiam. Dia menundukkan kepala, menatap lantai dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Dia juga menggigit bibir bagian dalamnya cukup keras, hingga aroma besi begitu terasa kental dalam mulut.

Sasuke memejamkan mata sejenak, menyebabkan air mata yang sudah ditahan, yang sudah menggenang di sudut mata, dengan mudah mengalir di pipi.

Naruto bisa melihat air mata itu jatuh menetes ke lantai, dia mengangkat dagu Sasuke dengan jari telunjuk nya, mendapati wajah pemuda itu nampak memerah dan dialiri anak sungai di pipi. Dengan lembut, dia mengusap air mata Sasuke menggunakan ibu jari nya, lalu mengecup kedua kelopak mata pemuda itu yang masih mengeluarkan lelehan nya. Sasuke kembali memejamkan mata.

Naruto merengkuh bahu Sasuke dengan erat, lengan Sasuke juga ikut melingkar erat di pinggang Naruto, wajahnya terbenam diantara dada bidang si pirang. Naruto bisa merasakan pakaian nya yang mulai sedikit basah karena air mata si pemuda yang selama ini dia perjuangkan untuk kembali.

"Ya, aku izinkan..." suara Sasuke terdengar bergetar dalam dekapan sang jinchuuriki kyuubi ketiga yang penuh kehangatan.

"Arigatou, Sasu. Arigatou."

"Aku tidak bisa berjanji, tapi aku tidak akan meninggalkanmu."

Naruto mengecup pucuk kepala Sasuke cukup lama dengan mata terpejam, meresapi sebuah rasa bahagia yang masuk dalam ruang hatinya. Dia membenarkan posisi Sasuke, yang memeluknya masih dengan posisi sama seperti sebelumnya, mengangkat lutut Sasuke dan mendudukkan lelaki itu di pangkuannya.

Naruto membiarkan si tsundere tersebut menangis tanpa suara di dada bidang nya, yang memang sangat nyaman menjadi tempat bersandar dan melepas lelah. Tapi Naruto sendiri bisa merasakan kalau tangisan itu, bukanlah sebuah tangis karena rasa kesedihan. Namun tangis itu terasa begitu pekat dalam perasaan bahagia.

Tangannya dengan aktif mengelus lembut punggung Sasuke hingga Naruto tersenyum lembut kala napas Sasuke berhembus dengan teratur, pertanda kalau pemuda itu telah masuk ke alam mimpi dalam pelukannya.

Dengan perlahan dan hati-hati, si pirang mengangkat Sasuke, meletakkannya di atas tempat tidur, menarik selimut sebatas dada, lalu ikut merebahkan diri di samping Sasuke. Dia juga menghapus bekas air mata di wajah si raven dengan jari telunjuknya, untuk kemudian membubuhkan sebuah ciuman singkat di hidung Sasuke.

"Semoga mimpimu indah, Sasu.." bisik Naruto lirih. Dia ikut terlelap setelah memeluk Sasuke lagi, menumpukan dagu di ubun-ubun si pemuda bersurai hitam yang telah terlelap.

#...........#

Vote and comment please 💗

Oalah anjer, baper sendiri aing 😭😭

I'm here, with you..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang