60. A hut to stay in

1.5K 160 23
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

Note: cerita ini mengandung kisah Shinobi and Omegavers

So, let's reading...

#................#

"Satu jam lagi berangkat." Sasuke menolak. Kalau dia tidur, dia pasti akan kebablasan. Tapi dia memang sangat mengantuk saat ini.

"Tidak apa-apa, tidur saja."

Sasuke hanya bergumam tidak jelas, suaranya terdengar sangat kecil. Naruto terkekeh pelan. Mudah sekali Sasuke tidur.

Dia mengangkat wajah Sasuke sedikit, hanya untuk mengecup singkat belah bibir Sasuke yang sedikit terbuka. Tidak mau mengganggu Sasuke lebih jauh, dia mengembalikan posisinya seperti semula, kemudian menghabiskan waktu yang tersisa sebelum berangkat ke Gunung Myoboku dengan menatap Sasuke intens, dan menikmati keindahan manusia di pelukan nya.

~~

Sang Hokage menemani sang tetua Gunung Myoboku, menunggu si pirang di gerbang Desa. Juga ada Kakashi dan Sakura.

"Ke mana sih si Baka itu?! Kenapa belum juga datang?!" gerutu si gadis pemilik surai pink gulali.

"Maa maa, sabarlah Sakura." Kakashi menenangkan.

"Berisik, Sensei!"

"Hey?! Yang sejak tadi berisik itu kau, gadis kecil."

Sebelum si Pinky kembali membalas ucapan sang guru genin team 7, Naruto muncul dengan shunshin. Dan Sasuke nampak tertidur lelap dalam gendongan ala koala nya. Wajah lelaki muda yang memiliki kontrak ular itu tidak terlihat, karena wajahnya menghadap ke leher si penggendong.

"Jangan berisik, Sakura-chan." Naruto memperingati kala melihat bibir gadis itu akan memekik.

Sakura segera menahan mulut dengan tangan. Kalau tidak dia bisa kelepasan berteriak melihat manusia mungil di pelukan Naruto itu.

Heh Saki, dia lebih tinggi dari situ, yah.

'YA AMPUN SASUKE-KUN LUCU SEKALI!!' Oke, tidak bisa memekik langsung, dia malah mereog dalam hati.

"Sasuke kenapa?" tanya Tsunade heran.

"Tidak apa-apa, kok. Dia hanya mengantuk."

"Dia tidak mau bangun? Tumben sekali, apa tidak apa-apa?"

"Tidak papa kok, Sensei."

"Ayo, nak. Kita segera berangkat."

"Ha'ik Fukasaku-sama."Naruto mengangguk mengerti, dia mengeratkan lengannya yang menahan bobot tubuh Sasuke.

~~

"Jadi selama aku berlatih, ini akan jadi tempat kami berdua istirahat?" tanya Naruto.

Tatapan matanya memperhatikan sebuah gubuk kecil yang dindingnya terbuat dari papan kayu, sedangkan atap nya dari susunan daun kelapa.

"Ya, disini kalian istirahat. Dan segera masuk, biarkan Omega itu tidur di sana. Sekarang kau harus ikut naik ke puncak gunung bersamaku."

Naruto mengiyakan.

Dia lantas masuk ke dalam gubuk tersebut. Matanya menelisik sekitar. Gubuk itu hanya memiliki satu ruangan kosong yang begitu polos, tidak ada apapun di sana, bahkan walau hanya sebatas kursi kecil. Beruntung dia sudah memperkirakan hal ini, jadi dia membawa alat-alat yang pastinya akan mereka berdua butuhkan.

Segera Naruto mengeluarkan futon dari gulungan penyimpanan, kemudian menggelarnya menggunakan bantuan Bunshin. Naruto lalu merebahkan Sasuke yang sejak tadi bergerak tak nyaman di pelukannya.

"Sasu.." panggil si pirang.

Naruto menepuk-nepuk pipi Sasuke, berniat membangunkannya. Tidak mungkin kan, dia pergi ke puncak gunung tanpa berpamitan dulu pada pemuda yang masih lelap tertidur itu. Jadi walaupun sebenarnya tidak mau menganggu tidur Sasuke, Naruto tetap harus melakukan nya. Daripada saat Sasuke bangun nanti dia kebingungan dan mencari nya, apalagi ini sudah di Gunung Myoboku. Walau hanya di kaki gunung nya saja.

Setelah tepukan yang ketujuh, kelopak mata Sasuke akhirnya membuka. Dia menatap Naruto yang duduk bersimpuh di sampingnya, dengan mata sayu khas bangun tidur.

"Naruto, kenapa?" tanya Sasuke, suaranya serak karena baru saja bangun, dia mengucek kedua matanya.

"Hey, jangan dikucek, Sasu.." larang Naruto.

Sayangnya, hal itu telah lebih dulu dilakukan si Omega surai raven.

Sasuke beranjak duduk, sedangkan Naruto mengusap kelopak mata pemuda itu secara lembut menggunakan jemarinya, dia juga mengelus pipi halus Sasuke. Sasuke sendiri malah mengusakkan wajahnya di telapak tangan Naruto. Matanya kembali terpejam nyaman. Tingkah yang pemuda itu lakukan tampak sangat imut, membuat alpha nya terkekeh geli. Mirip sekali dengan anak kucing yang mencari kehangatan.

Naruto membubuhkan kecupan di kedua pipi Sasuke, "aku harus ke puncak gunung. Tidak apa kalau kamu ku tinggal sekarang?"

Sasuke mengerutkan kening, dia bingung saat mendengar ucapan Naruto yang menyiratkan bahwa mereka berdua telah ada di kaki gunung para katak.

"Kita sudah sampai?" tanya Sasuke lagi, masih keheranan, "bukannya kita masih di apartemen mu? Aku baru saja tidur, kan?" lanjut si Raven.

"Tidak," Naruto menggeleng, "kita sudah sampai, baru saja. Tapi aku harus ke atas, Fukasaku-sama sedang menunggu tuh di depan gubuk ini. Jadi aku terpaksa membangunkan mu. Maaf ya, kamu ku tinggal dulu."

"Yah, tidak apa-apa.."

"Kamu kalau masih mengantuk, tidur lagi saja, ya." saran Naruto, tangannya menyisir helaian rambut Sasuke yang menjuntai di depan dahi.

"Hnn.." Sasuke hanya berdehem singkat.

"Ku tinggal Bunshin di sini ya."

"Tidak, tidak usah."

"Tapi Sasu, kamu--"

"Tidak perlu, Naru."

"Tapi masalah nya aku khawatir."

Sasuke menghembuskan nafas perlahan. Sedikit nya dia merasa diremehkan, walaupun dia tau maksud Naruto bukan itu. Tapi hey, dia tidak selemah itu hingga harus dijaga oleh Bunshin-nya Naruto.

"Kau tau kalau aku tidak selemah itu, Naruto. Dan lagi pula, kemarin aku bahkan baik-baik saja. Tidak ada masalah seperti sebelumnya. Jangan meremehkan ku!"

"Baiklah kalau kamu keras kepala." Naruto memilih mengalah saja.

"Kalau begitu aku pergi, ya.." lanjutnya sambil berdiri.

#..........#

Vote and comment please 💗

I'm here, with you..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang