BAB VIII -La Belle Étoile-*

13K 971 8
                                    

Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶

Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.

🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨

🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧

**Terima kasih,Salam Pena**

❤️😙😁😆❤️

*******∆*******

Bangunan butik itu adalah struktur tua yang penuh pesona, terletak di sebuah jalan sempit yang jarang dilalui orang. Eksteriornya terbuat dari batu bata pudar, dengan jendela-jendela besar berbingkai kayu. Meskipun papan nama *La Belle Étoile* sudah sedikit pudar, huruf kursif elegan yang terpahat di papan kayu itu masih menampilkan nama butik dengan anggun.

Daisy mengajak Marry masuk ke dalam butik dengan penuh semangat. "Marry, ini dia butiknya! Aku yakin di sinilah tempat yang tepat untuk membuat gaun yang sempurna dengan uang yang diberikan," kata Daisy dengan keyakinan.

Marry mengangguk, meski dalam hatinya masih ada sedikit keraguan, tetapi dia tetap mengikuti Daisy masuk ke dalam butik.

Pintu kayu solid dengan pegangan besi berat menyambut mereka dengan bunyi lonceng kecil saat dibuka. Lantai butik terbuat dari papan kayu tua yang berderit lembut ketika dipijak. Dinding butik dihiasi dengan cermin-cermin antik berbingkai emas, memantulkan cahaya alami dari jendela besar yang membiarkan sinar matahari masuk. Sebuah lampu gantung kristal menerangi ruangan dengan cahaya hangat yang menambah suasana nyaman.

Rak-rak pakaian tertata rapi, penuh dengan gaun-gaun berkualitas tinggi yang memamerkan keahlian penjahit butik. Di sudut ruangan, ada meja penjahit yang dipenuhi alat-alat jahit, termasuk mesin jahit tua yang masih berfungsi. Di tengah ruangan, sebuah manekin mengenakan gaun setengah jadi yang memamerkan ketelitian dan keahlian tangan sang penjahit. Vas-vas bunga segar di beberapa sudut memberikan sentuhan hidup dan harum yang menyegarkan. Meskipun tampak sederhana, butik ini memancarkan aura kehangatan yang memikat siapa pun yang masuk.

Di dalam butik, mereka disambut oleh seorang wanita paruh baya yang mengenakan gaun sederhana namun elegan, dengan senyum ramah di wajahnya. "Selamat datang di *La Belle Étoile*. Apa yang bisa saya bantu, Nona?" tanyanya dengan sopan.

Daisy membalas senyuman itu dan berkata, "Saya ingin membuat gaun untuk pesta debutan saya. Saya mendengar bahwa butik ini memiliki gaun-gaun yang indah dengan harga yang terjangkau. Apakah Anda bisa membantu saya?"

Wanita itu tersenyum lebar. "Tentu saja, Nona. Anda datang ke tempat yang tepat. Silakan, mari kita lihat beberapa model gaun yang mungkin sesuai dengan keinginan Anda."

Dengan bantuan wanita tersebut, Daisy diarahkan ke ruang khusus untuk mengukur tubuhnya. Sementara itu, perasaan lega dan senang mulai merayap di hatinya. Seolah-olah keajaiban yang pernah ia baca dalam novel Agatha benar-benar terwujud di sini. Daisy merasa bersyukur karena mengikuti instingnya. Butik tersembunyi ini ternyata memang menjadi solusi bagi kekhawatirannya tentang anggaran.

The Story ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang