BAB XXXI -Mereka Telah Datang

6.7K 486 3
                                    


Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶

Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.

🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨

🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧

**Terima kasih,Salam Pena**

❤️😙😁😆❤️

*******∆*******


Suara terompet yang nyaring menggema di seluruh Hutan Eldewood, menembus pepohonan tinggi yang rindang dan menciptakan getaran di udara. Suara itu menjadi tanda akan dimulainya Perburuan Agung Solaria, sebuah tradisi tahunan yang dinanti-nantikan oleh seluruh bangsawan di kekaisaran.

Di tengah lapangan, para bangsawan pria bersiap dalam barisan rapi, masing-masing di atas kuda mereka yang gagah dan penuh tenaga. Setiap detil persiapan mereka memancarkan kemegahan-busur-busur yang terbuat dari kayu terbaik, dihiasi dengan ukiran rumit; pedang yang tergantung dengan anggun di punggung mereka, berkilauan di bawah sinar matahari siang; dan jubah-jubah yang berkibar tertiup angin, menunjukkan warna-warna keluarga mereka yang penuh kebanggaan.

Di antara para bangsawan,Kelima pemeran utama pria tampak paling mencolok .Lucian, dengan rambut pirang miliknya yang jatuh sempurna di atas bahunya, mengendalikan kudanya dengan tenang. Matanya yang kelam dan tajam memandang ke arah hutan, seolah sudah membaca setiap inci dari medan perburuan itu.Matanya sesekali menatap ke arah Agatha yang berdiri disamping Daisy dengan tatapan lembut.Namun,saat matanya tak sengaja bersitatap dengannya, matanya berubah tajam.

Ethan, dengan senyuman penuh keyakinan.Sesekali melambaikan tangan pada Agatha dan Daisy.Wajahnya memancarkan kepercayaan diri, dan auranya terasa begitu memikat seperti matahari. Seperti kepribadiannya.

Aeron dan Nereus, duduk di atas kuda mereka masing-masing dengan elegan, memancarkan aura kebangsawanan dan kekuatan yang tak terbantahkan. Di dekatnya, Gareth, dengan tatapan yang serius, merapikan sarung pedangnya seakan bersiap untuk menghadapi tantangan besar.

Pangeran Kedua 'nicolas' juga berdiri di barisan terdepan,wajahnya tampak sombong ,dan sesekali melambaikan tangan pada para nona muda.

Sementara itu, Putra Mahkota Alexander duduk dengan tenang di samping Kaisar, mengamati semua persiapan dengan cermat, namun memilih untuk tidak ikut serta dalam perburuan kali ini. Keadaan tubuhnya yang tidak memungkinkannya untuk berpartisipasi dalam acara ini.

Sedangkan Isaac,duduk dengan tegap di atas kudanya yang berwarna hitam pekat, dengan tubuhnya yang tegap dan posturnya yang sempurna. Mata merahnya menyala dengan tekad, fokusnya tak tergoyahkan seolah dia telah menjadi satu dengan kudanya yang meringkik penuh semangat.

Di sisi lapangan yang berseberangan, para wanita bangsawan berdiri dengan anggun, mengenakan gaun-gaun megah yang berkilauan seperti permata. Daisy berdiri di antara mereka, mengenakan gaun pink yang lembut, dengan rambutnya yang tersisir rapi dan berhiaskan bunga-bunga kecil. Meskipun banyak pria gagah di lapangan itu, pandangannya tak pernah lepas dari Isaac. Jantungnya berdebar lebih cepat setiap kali ia memandang kuda hitam Isaac yang gagah,yang mencerminkan pemiliknya dan mata merahnya yang tajam. Aura Isaac memancarkan ketenangan dan kekuatan, membuat Daisy semakin sulit mengalihkan pandangannya.

The Story ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang