Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶
Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.
🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨
🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧
**Terima kasih,Salam Pena**
❤️😙😁😆❤️
*******∆*******
🚨Warning Long chapter 🚨
Isaac menatap kosong ke luar jendela kereta, menyaksikan salju yang tak henti-hentinya jatuh dari langit. Sedangkan malam semakin larut dan angin yang dingin menerpa kaca jendela kereta kuda yang dinaiki nya, menciptakan lapisan embun tipis yang memudarkan pemandangan di luar. Kereta kuda itu terus melaju melewati pepohonan yang tertutup salju, membuat segala sesuatu tampak tenang, namun di dalam benak Isaac, badai berkecamuk. Pikiran tentang percakapan di istana masih menghantuinya.
Kereta perlahan mendekati bangunan Kastil Howard yang tampak sepi serta sunyi.Beberapa lentera di sepanjang jalan menuju kastil memberikan penerangan samar, menciptakan bayangan panjang dari patung-patung megah yang berjaga di halaman.
Kastil Howard, yang biasanya anggun, kini terasa lebih sunyi dari biasanya, seakan seluruh bangunan turut merasakan kegundahan di hati tuannya. Para penjaga yang berjaga tampak cemas, mengetahui betul siapa yang baru saja tiba.Begitu kereta berhenti di depan bangunan utama, Isaac turun dengan gerakan tergesa-gesa. Ia menarik dasinya dengan kasar, seakan ingin melepaskan tekanan yang menghimpit dadanya sejak percakapan panjang di istana kekaisaran. Kaisar telah membuat keputusan akhir mengenai perang. Meskipun Isaac dapat memahami kebijakan tersebut, hatinya tetap diliputi rasa berat.
Setelah pembicaraan itu selesai, Isaac menolak tawaran Kaisar untuk beristirahat dan bermalam di istana. Karena baginya tempat beristirahat yang sesungguhnya hanyalah berada di sisi Daisy.
Saat memasuki kastil, Isaac disambut oleh keheningan yang mencekam. Penjaga-penjaga berdiri kaku di tempatnya, seolah-olah takut untuk mengganggu ketenangan yang rapuh. Isaac melewati mereka tanpa sepatah kata pun, langkah kakinya bergema di lorong-lorong marmer yang dingin dan kosong. Matanya tajam, pandangannya lurus menuju tujuan yang jelas-kamar Daisy.
Langkah kakinya menggema di sepanjang lorong-lorong kastil yang dingin dan kosong. Saat tiba di depan pintu kamar Daisy, firasat buruk menghampirinya. Sesuatu terasa tidak beres, membuat punggungnya meremang.
Dengan perlahan, Isaac mendorong pintu kamar Daisy, berharap melihat sosoknya terbaring tenang di bawah cahaya bulan yang mengintip dari balik jendela. Namun, pemandangan yang tersaji di hadapannya jauh dari tenang-kamar itu porak-poranda, seperti telah diterjang badai. Salju dan es menutupi setiap sudut ruangan, mengendap di lantai, mengaburkan karpet dan perabot. Tirai gading berkibar liar, tertiup angin malam dari jendela yang terbuka lebar, membawa masuk serpihan salju yang menggigit tulang. Tempat tidur kosong, hanya tersisa sehelai selimut yang tergeletak di lantai, tertutup lapisan es tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Change
RomanceNara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dunia novel yang pernah dibacanya sebagai.Daisy, karakter yang bahkan tidak pernah disebutkan dalam ce...