The Story Change

BAB XIV - Kamu Bisa Mengandalkaku-

Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶

Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.

🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨

🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧

Halo guys aku update lagi nih👋👋😁

**Terima kasih,Salam Pena**

❤️😙😁😆❤️

*******∆*******

Di malam yang pekat menyelimuti dengan keheningan.Langit gelap bertabur bintang-bintang yang berkelap-kelip seperti saksi bisu saat Isaac semakin mendekat ke arah Daisy. Udara malam yang sejuk membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang tertiup angin lembut. Cahaya rembulan yang pucat menyelinap melalui celah-celah daun, menciptakan bayangan yang bergerak-gerak di wajah mereka. Di kejauhan, suara jangkrik dan serangga malam lainnya menjadi latar belakang alami yang menyempurnakan suasana.

Isaac dan Daisy bersembunyi di balik dinding api transparan, mencoba melindungi diri dari pandangan Lucian dan Agatha. Kelembapan malam membuat setiap napas terasa lebih berat, menambah intensitas dari keheningan di antara mereka. Daisy dapat merasakan kehadiran Isaac begitu dekat, setiap detak jantungnya terdengar jelas di telinganya.

Isaac hanya mendengus geli melihat ekspresi Daisy. Ia lebih mendekatkan dirinya,Disi lain Daisy berusaha menjauh. Namun, Isaac menahan punggung kecilnya dengan tangannya yang kokoh, menjeratnya dalam kurungan membuat Daisy tidak bisa bergerak. Wajah Isaac semakin mendekat membuat keduanya berbagi udara yang sama, Daisy bisa merasakan nafas hangat Isaac menerpa wajahnya.Daisy bisa mencium aroma Issac yang sangat segar dan maskulin, entah kenapa membuat kepalalanya pening.Daisy merasa semakin gugup. Setiap sentuhan kulit mereka terasa panas, seperti ada arus listrik yang mengalir di antara mereka. Saat wajah mereka hampir bersentuhan, Daisy memejamkan matanya, menunggu dengan cemas.

Isaac tersenyum tipis melihat reaksi Daisy. Ia mendekatkan bibirnya dan berbisik pelan di telinga Daisy, "Apakah nona Daisy, mau membantu saya?"

Seketika, Daisy membuka matanya dan melihat Isaac agak menjauhkan tubuhnya. Ia merasa malu dan menggerakkan mulutnya tanpa bersuara, "Membantu apa?"

Isaac kembali mendekatkan dirinya, membuat Daisy hanya bisa pasrah. Tubuhnya terasa kaku di bawah cengkeraman Isaac, dan detak jantungnya semakin cepat. Isaac berbisik lagi di telinga Daisy, "Bisakah anda membantu saya,saat saya mengalami kesakitan dan kehilangan kontrol,karena mana yang tak stabil? Entah kenapa Saat saya bersentuhan dengan nona Daisy, itu secara ajaib membuat tubuh saya tenang dan rasa sakit itu perlahan hilang."

Napas Isaac yang hangat di lehernya membuat Daisy merinding. Isaac menjauhkan wajahnya lagi dan menatap Daisy untuk melihat reaksinya. Daisy nampak berpikir keras, mencoba mencerna apa yang telah dikatakan Isaac. Jantungnya berdebar kencang, campuran antara rasa bingung dan keterkejutan.

Melihat Daisy yang kebingungan, Isaac berbisik lagi di telinga Daisy, "Nona bisa memikirkannya secara perlahan. Saya tidak butuh jawabannya sekarang."

Daisy hanya bisa mengangguk pelan, perasaannya campur aduk. Di tengah kebingungan dan kecemasan yang melanda, ia harus memutuskan apakah ia bersedia membantu Isaac menghadapi masalahnya atau tidak ,karna hal itu tak pernah terjadi di novel dia takut jika mengambil keputusan secara tiba-tiba itu bisa mengubah alur novelnya. Di sisi lain, suara Agatha dan Lucian yang semakin jauh membuat Daisy sedikit lega, namun tetap ada pertanyaan besar yang berputar di benaknya tentang apa yang akan ia lakukan selanjutnya.