BAB XLIX -Don't Touch-

1.1K 255 33
                                    

Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶

Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.

🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨

🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧

**Terima kasih,Salam Pena**

❤️😙😁😆❤️

*******∆*******

Isaac dan Daisy duduk berdampingan di meja panjang yang megah di dalam aula perjamuan kerajaan. Di sekeliling mereka, para bangsawan terkemuka dan kepala keluarga dari seluruh Kekaisaran Solaria berkumpul, bercakap-cakap dengan elegan. Lampu kristal yang menggantung tinggi memancarkan cahaya keemasan, menambah suasana mewah pada malam itu.

Musik lembut dari orkestra di sudut aula mengalun indah, mengisi ruangan dengan harmoni yang menenangkan. Para pelayan bergerak sigap, menyajikan minuman dan hidangan istimewa kepada tamu-tamu yang anggun dalam balutan pakaian resmi mereka.

Isaac, yang sejak tadi tak mengalihkan pandangannya dari Daisy, akhirnya bersuara dengan nada pelan namun penuh perhatian."Sayang, bagaimana kalau kita pulang saja? Aku mengkhawatirkanmu." Sorot matanya memancarkan kecemasan yang sulit disembunyikan.

Daisy hanya tersenyum kecil, menggeleng pelan, dan menjawab dengan bisikan yang lembut. "Aku baik-baik saja, Isaac. Jangan khawatir." Ia berhati-hati agar suaranya tidak terdengar oleh tamu-tamu di sekitar mereka.

Namun, Isaac tampak belum puas. Tangannya terulur, dengan lembut membelai pipi Daisy. "Aku hanya ingin memastikan kau nyaman," suaranya lebih pelan namun penuh emosi. "Rasanya darahku masih mendidih mengingat apa yang bajingan itu lakukan padamu. Maafkan aku, Sayang... aku tidak ada di sana saat itu. Kau pasti sangat menderita."

Daisy tersenyum menatap isaac dengan penuh kelembutan. "Isaac," ia berkata dengan tenang, "aku benar-benar baik-baik saja. Aku bisa mengatasinya sendiri. Kau tidak harus selalu merasa bertanggung jawab atas segalanya. Aku lebih kuat dari yang kau bayangkan."

Isaac menarik napas panjang, meskipun sorot matanya masih menyiratkan kegelisahan. "Sayang..." katanya, suaranya hampir bergetar. "Rasanya dadaku sesak membayangkan apa yang kau alami. Aku merasa gagal melindungimu. Maafkan aku... aku selalu tidak ada di sisimu saat kau membutuhkanku."

Melihat penyesalan yang begitu dalam di wajah Isaac, hati Daisy terasa hangat sekaligus sedih. Ia menggenggam tangan Isaac erat, berusaha menenangkan.

"Isaac, hentikan. Kau tidak pernah gagal. Ingat, kau bahkan pergi ke sarang naga demi mendapatkan permata naga untukku. Aku masih di sini karena mengorbankanmu. Jadi jangan pernah merasa kau kurang untukku."

Mata Isaac tampak berkaca-kaca mendengar ucapan itu. Ia menatap Daisy dengan sorot mata penuh emosi. "Sayang ... kenapa kau begitu baik.." suaranya terdengar serak, hampir berbisik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 19 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Story ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang