Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶
Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.
🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨
🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧
**Terima kasih,Salam Pena**
❤️😙😁😆❤️
∆*************∆
🚨Warning content sensitive :mengandung kekerasan,hal sadis dan Gore.Jadi tidak disarankan dibaca oleh ibu hamil dan orang yang sensitive dengan hal kekerasan🚨
🚧Tidak untuk dibaca saat makan🚧
********∆*******
Langkah kaki Isaac bergema di koridor istana yang panjang. Tergesa-gesa dan penuh tekad, wajahnya tampak tegang. Pikirannya dipenuhi rasa bersalah karena telah meninggalkan Daisy terlalu lama. Ia tidak menyangka audiensinya dengan Kaisar akan memakan waktu begitu lama, membuat Daisy menunggunya dalam ketidakpastian.
Sebuah pikiran mengganggunya. 'Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Daisy?' Tubuhnya serasa akan meledak hanya membayangkan kemungkinan buruk itu.
Namun, langkah kaki Isaac mendadak terhenti. Tubuhnya seketika membeku.
Pemandangan di hadapannya memantik amarah yang membara. Di sana, seorang pria berdiri di hadapan Daisy. Yang membuat darah Isaac mendidih adalah tangan pria itu berani menyentuh pergelangan tangan gadisnya. Sesuatu yang bagi Isaac adalah dosa tak terampuni.
Rahangnya mengatup rapat. Tangannya tanpa sadar meraih gagang pedang di pinggangnya, sementara matanya yang merah berkilat tajam, menatap tangan pria itu seperti ingin menebasnya saat itu juga.
"Alexander?!" pikir Isaac, tubuhnya bergetar karena emosi. 'Beraninya dia!! Tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya selain aku!'
Dengan susah payah, Isaac mencoba mengendalikan dirinya. Ia mengatur ekspresi wajahnya dan, dengan langkah mantap, mendekati mereka. Wajah tampannya tampak gelap, mencerminkan amarah yang sulit ditahan.
Dengan suara dingin seperti es, Isaac berkata, "Anda benar-benar memiliki keberanian besar untuk menyentuh sesuatu yang bukan milik Anda, Pangeran."
Alexander menoleh dengan senyum ramah. Ada aura misterius yang sulit diterjemahkan pada dirinya. "Ah, ternyata kau. Lama tak jumpa, Isaac," katanya santai.
"Ya, Pangeran," balas Isaac singkat, sambil sedikit membungkukkan badannya, sebelum mengalihkan pandangannya pada Daisy.
Tanpa menunggu lebih lama, Isaac segera memisahkan Daisy dari Alexander. Dengan gerakan halus, dia meraih pergelangan tangan Daisy. Matanya menatap pergelangan tangan gadis itu dengan sorot gelap. Isaac mengeluarkan saputangan dari balik jasnya dan perlahan mengelap pergelangan tangan Daisy, seolah-olah sedang membersihkan noda yang tak terlihat.
"Lihat, pergelangan tanganmu menjadi ternoda. Ini harus segera dibersihkan," ucapnya lembut.
Daisy menatap Isaac dengan mata berbinar, lalu berkata dengan suara ceria, "Ini dia kekasihku yang paling tampan di dunia! Akhirnya kau datang juga!" Tawanya terdengar ringan, membuat Isaac terkejut sekaligus bingung. Daisy, yang biasanya tenang dan pemalu, kini tampak berbeda. Wajahnya memerah, matanya berbinar, dan senyumnya begitu lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Change
RomanceNara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dunia novel yang pernah dibacanya sebagai.Daisy, karakter yang bahkan tidak pernah disebutkan dalam ce...