BAB XVI -Your Answer-

11.9K 929 4
                                    

Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶

Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.

Halo Guys aku Update lagi nih👋👋☺️

Menurut kalian ceritanya masih menarik🥺 atau tambah aneh atau bosenin.Minta Sarannya dong🥹🤧

🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨

🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧


**Terima kasih,Salam Pena**

❤️😙😁😆❤️

*******∆*******

Di sebuah danau yang tenang di belakang kediaman Howard, di sanalah Isaac berhenti menarik tangan Daisy yang dia tarik Secara tiba-tiba tadi. Tempat itu adalah tempat mereka pertama kali bertemu dan itu masih sama, dengan suasana yang tidak berubah. Matahari yang hampir tenggelam memancarkan sinar oranye, menciptakan pemandangan yang indah namun mengandung aura misterius. Permukaan danau berkilauan seperti berlian, dan angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membuat dedaunan di sekitar mereka berbisik dengan nada rahasia.

Isaac melepaskan genggamannya, dan Daisy segera mengusap pergelangannya yang sakit akibat tarikan Isaac yang begitu kuat. Suara angin yang menerpa dedaunan dan gemericik air di danau menjadi latar belakang yang tenang, namun ketegangan di antara mereka terasa begitu nyata.

"Tuan Isaac, kenapa anda menarik saya tiba-tiba seperti itu? Apa yang akan dipikirkan nona Agatha dan tuan ethan?" tanya Daisy, suaranya mengandung kebingungan dan sedikit ketakutan. Mata Daisy berusaha mencari penjelasan di wajah Isaac yang datar.

Isaac menatapnya tajam, matanya bersinar dengan emosi yang sulit ditebak. "Anda mengabaikan Saya" jawabnya dengan suara dingin, hampir menyeramkan. Daisy hanya bisa tercengang, mencoba memahami maksud dari kata-kata Isaac. Perasaan tidak nyaman menjalar di tubuhnya, membuatnya merinding.

"Saya tidak suka diabaikan" lanjut Isaac, suaranya tajam dengan emosi yang mendalam. "Nona Daisy lebih banyak berbicara dengan yang lain daripada dengan saya."

Daisy mengerutkan kening, merasa tidak masuk akal dan bingung dengan sikap Isaac yang tiba-tiba berubah. "Itu karena nona Agatha yang mengundang saya kemari, tentu saja Saya harus berbicara dengannya. Lagi pula,anda tidak mengajak saya bicara,saat diajak bicara pun anda selalu menjawab dengan dingin" jawab Daisy, mencoba tetap tenang meski hatinya jengkel karna Isaac menyalahkannya.

Isaac mengalihkan pandangannya, tampak seperti anak kecil yang merajuk. "Apakah anda ebih menyukai Agatha daripada diripada saya?" tanyanya dengan suara pelan namun tetap tajam, seolah-olah hatinya benar-benar terluka.

Daisy terperangah, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Isaac, yang biasanya begitu dingin dan rasional, kini tampak seperti orang yang berbeda. "Apakah anda sakit,Tuan Isaac?" tanyanya dengan lembut, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Namun Isaac hanya mendengus kesal tanpa menjawab, memperparah ketidakpastian yang dirasakan Daisy.

The Story ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang