BAB XLIV - I MISS YOU-

8.7K 1K 73
                                    

Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶

Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.

🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨

🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧

**Terima kasih,Salam Pena**

❤️😙😁😆❤️

*******∆*******

🚨 Warning semua hal yang ada dalam cerita hanyalah fiksi dan Tidak ada maksud untuk menyinggung pihak manapun🚨

Daisy terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya, seolah-olah dirinya baru saja dihancurkan dan dibangkitkan kembali.

Perlahan-lahan, dia membuka matanya, dan seketika itu juga, dia terperangah. Di hadapannya terbentang padang rumput hijau yang luas, diselimuti bunga-bunga kecil berwarna-warni yang tampak begitu indah. Bunga-bunga itu seperti bintang-bintang yang bertebaran di atas hamparan hijau, berayun-ayun lembut diterpa angin segar. Sejauh mata memandang, hanya ada keindahan tanpa batas-langit biru yang cerah dan awan-awan putih yang melayang malas di kejauhan.

Tangannya yang masih terasa lemah mulai merasakan sesuatu. Dia menggenggam erat sebuah novel berjudul *Agatha with Five Warriors*. Buku yang sangat dikenalnya itu-buku yang masih dia genggam selama kecelakaan terjadi.

Jantungnya langsung berdegup kencang, kepalanya terasa berputar saat memori kecelakaan tersebut kembali menghantam pikirannya. "Ini menyakitkan..." bisiknya. Pikirannya kacau, pusing menyerang dengan hebat. Dia memegangi kepalanya, mencoba menenangkan diri dari rasa sakit yang kini semakin intens.

Saat pandangannya mulai pulih, Daisy mengalihkan perhatiannya ke sekeliling. Dia baru sadar bahwa tubuhnya bersandar pada sebuah pohon raksasa. Pohon itu begitu besar dan tinggi, hingga ketika dia mendongakkan kepala untuk melihat puncaknya, yang terlihat hanyalah lautan dedaunan emas yang berkilauan di bawah sinar matahari. Pohon itu begitu kokoh dan megah, seolah-olah sudah ada di sana selama ribuan tahun. "Apa ini?" gumamnya, mulutnya sedikit terbuka karena takjub. "Apakah aku sudah mati? Di mana aku?"

Lalu, dia menunduk memandang tubuhnya sendiri. Dia terkejut melihat tubuhnya baik-baik saja, begitu pula dengan pakaian yang dikenakannya-bersih tanpa noda, persis seperti sebelum kecelakaan terjadi. Tak ada luka, tak ada darah, bahkan rasa sakit pun telah lenyap. Seolah-olah tubuhnya kembali seperti sediakala.

Masih dalam kebingungan, tangannya kembali menggenggam novel yang entah bagaimana tetap bersamanya. "Mengapa buku ini juga ikut terbawa kemari?" pikirnya.

Namun sebelum dia sempat merenungi lebih jauh, sebuah suara lembut yang indah tiba-tiba terdengar, seakan datang dari angin yang berembus di sekitarnya. Suara itu berkata, "Apakah kamu sudah bangun?"

Suara tersebut begitu merdu, seperti melodi yang diiringi oleh hembusan angin lembut. Aroma wangi yang tak pernah dirasakannya sebelumnya tiba-tiba menyelimuti udara, membuat suasana di sekitarnya terasa magis. Namun, alih-alih merasa tenang, Daisy justru merasa cemas. Ingatan tentang kecelakaan itu membuatnya was-was. Dengan hati-hati, dia bertanya, "Siapa di sana?"

The Story ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang