Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶
Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.
🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨
🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧
**Terima kasih,Salam Pena**
❤️😙😁😆❤️
*******∆*******
Di dalam sebuah tenda mewah yang berdiri kokoh di tengah barak, suasana terasa suram meskipun dekorasinya tampak begitu megah. Karpet merah tua menutupi lantai, sementara tirai berat tergantung di sekeliling tenda. Lentera-lentera dari logam mahal memancarkan cahaya redup, menciptakan bayangan panjang di dinding tenda.
Di tengah ruangan, duduklah Nicolas, pangeran kedua Kekaisaran, dengan sikap angkuh yang menjadi ciri khasnya. Sebuah cerutu terbakar perlahan di antara jarinya yang ramping, mengeluarkan kepulan asap yang melingkar indah di udara, menyatu dengan suasana pekat dalam ruangan itu.
Pria itu tampak santai, dengan satu tangan menopang dagunya dan kaki disilangkan. Matanya yang tajam memandang rendah pada seorang pria yang berlutut di hadapannya-bawahan setia yang telah melayaninya selama bertahun-tahun.
"Apakah informasi mengenai Lembah Eldoria sudah dikirimkan ke Kekaisaran?" tanya Nicolas, memecah keheningan. Asap dari cerutunya mengepul ringan saat ia berbicara.
Bawahan setianya, seorang pria paruh baya dengan kepala tertunduk rendah, menjawab dengan nada penuh hormat, "Ya, Yang Mulia. Informasi itu telah dikirimkan pagi ini, sesuai perintah Anda."
"Bagus," jawab Nicolas dengan nada puas. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi mewah yang dilapisi kain beludru, mengembuskan asap cerutu sambil menatap langit-langit tenda. "Setelah ini, umumkan masa tenang. Tidak ada satu pun ksatria yang boleh mendekati Lembah Eldoria sebelum perintah lebih lanjut dari Kekaisaran."
"Baik, Yang Mulia. Saya akan segera mengumumkannya," jawab pria itu sambil membungkuk lebih dalam.
Nicolas kembali melirik pria itu. "Lalu, bagaimana dengan berita kematian Isaac Howard? Apakah kau sudah menyampaikannya ke Kekaisaran?"
Pria itu tampak ragu, dan keterlambatan jawabannya cukup membangkitkan amarah Nicolas. "Belum, Yang Mulia," ujarnya akhirnya, suaranya nyaris berbisik. "Saya merasa... ini bukan waktu yang tepat untuk mengumumkan kematian Tuan Isaac. Jika berita ini tersebar terlalu cepat, mungkin akan menimbulkan-"
Slesh!
Sebuah belati kecil melesat dari tangan Nicolas, menggores tepat di telinga pria itu. Ujungnya memotong sebagian telinganya , membuat darah segar mengucur deras. Pria itu terjatuh, tetapi segera bangkit kembali dan berlutut, meskipun darah terus mengalir membasahi kerah bajunya.
"Berani sekali kau mempertanyakan keputusanku," ujar Nicolas penuh amarah. Ia bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati pria itu yang masih berlutut dengan kepala tertunduk. Ketegangan di udara terasa semakin mencekik.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Change
RomanceNara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dunia novel yang pernah dibacanya sebagai.Daisy, karakter yang bahkan tidak pernah disebutkan dalam ce...