Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶
Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.
🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨
🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧
**Terima kasih,Salam Pena**
❤️😙😁😆❤️
*******∆******
Seminggu berlalu sejak Daisy tak sadarkan diri.
Selama tujuh hari terakhir juga , dunia Isaac seakan hancur berkeping-keping. Setiap hari adalah mimpi buruk yang tak berujung. Sejak Daisy tak sadarkan diri,gadis yang biasanya lembut dan ceria, kini terbaring tak berdaya di tempat tidur, wajahnya pucat, napasnya nyaris tak terdengar, seakan hidupnya telah perlahan-lahan menghilang.
Setiap sudut kamar dipenuhi oleh keheningan yang begitu menyakitkan, sementara hati Isaac tenggelam dalam penderitaan yang terus-menerus menghantui.Bunga-bunga yang biasanya ditempatkan di dekat jendela, layu seiring dengan setiap harapan yang hancur di hati Isaac.
Selama itu, pintu kamar Daisy tak pernah sepi dari kunjunganPara pendeta, tabib, dan bahkan Paus sendiri telah datang silih berganti, mencoba mencari jawaban atas kondisi Daisy. Setiap mereka datang dengan harapan yang baru, namun pergi dengan wajah yang sama-kebingungan dan ketidakpastian.
Mereka semua mengatakan hal yang sama: tubuh Daisy telah pulih, luka-lukanya mulai sembuh. Namun, dia tetap tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tidak ada penjelasan, tidak ada jawaban. Dan lebih dari itu, tidak ada harapan yang bisa diberikan pada Isaac.
Isaac selalu di sana, duduk di sisi tempat tidur Daisy, menggenggam tangannya yang terasa dingin. Ia tak pernah bergerak jauh dari sisi gadis itu, selalu berharap bahwa di setiap momen, mata Daisy akan terbuka dan suara lembutnya akan kembali terdengar. Namun kenyataan selalu mengecewakannya, dan setiap tabib atau pendeta yang datang hanya memberikan jawaban yang sama.
Matahari kembali terbenam,dan malam segera datang menyambut.
Seperti biasa malam itu, Isaac tengah bersiap berdiri di depan cermin kamarnya, tatapannya kosong. Pedang di tangannya berkilauan samar, memantulkan cahaya lilin yang menggantung di dinding.
Wajahnya datar tak menunjukkan ekspresi apapun yang berarti, matanya merahnya semakin kosong kehilangan cahaya hidupnya, dan lingkaran hitam di bawahnya menandakan betapa lama ia telah terjaga, terus-menerus mengawasi Daisy. Setiap hari adalah siksaan, melihat gadis yang dia cintai terbaring tak berdaya.
Dengan tarikan napas dalam, Isaac membuka pintu dan melangkah ke kamar Daisy yang tepat berada di samping kamarnya. Segalanya tetap sama seperti yang terakhir kali dia lihat: Daisy masih terbaring di sana, tak bergerak, kulitnya pucat. Hanya suara halus napasnya yang nyaris tak terdengar, satu-satunya tanda bahwa hidup masih bertahan di dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Change
RomanceNara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dunia novel yang pernah dibacanya sebagai.Daisy, karakter yang bahkan tidak pernah disebutkan dalam ce...