Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶
Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.
🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨
🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧
**Terima kasih,Salam Pena**
❤️😙😁😆❤️
*******∆*******
Kabut tebal menggantung di Lembah Eldoria, mengalir seperti jaring laba-laba yang siap menjerat siapa saja yang berani memasukinya. Udara di sana begitu dingin hingga menusuk tulang, meski musim dingin telah lama berlalu. Hanya sedikit tumbuhan yang tampak bertahan, dengan rumput-rumput liar tersebar jarang di antara bebatuan tandus. Tempat itu sunyi, begitu sunyi hingga seakan-akan kehidupan telah lama meninggalkannya.
Isaac berdiri di depan rombongan kecilnya, jubah hitam panjangnya berkibar ringan dihembus angin dingin. Di belakangnya, delapan kesatria berdiri dalam formasi, wajah mereka tegang di balik helm baja.
"Dengar baik-baik," suara Isaac terdengar rendah namun tegas. "Mulai sekarang, jangan bersuara. Perintahku akan disampaikan lewat isyarat tangan. Jika ada yang melanggar, itu berarti kematian-bukan hanya untukmu, tetapi untuk kita semua. Paham?"
Kesatria-kesatria itu mengangguk serempak, tanda kesiapan mereka dalam posisi siaga, tak berani membantah.
Isaac memberi isyarat kepada Carberus, anjing penjaga neraka itu, untuk mengambil posisi di barisan belakang guna mengawasi punggung rombongan.
Langkah pertama mereka ke dalam kabut terasa seperti memasuki dunia lain-dingin, sunyi, dan mencekam.
Tidak ada percakapan, hanya suara gesekan pelindung logam dengan kain mantel mereka.
Rombongan itu bergerak perlahan, setiap langkah dihitung dengan hati-hati.
Semakin jauh mereka masuk, atmosfer lembah terasa berubah-menjadi lebih dingin, lebih gelap, dan lebih menekan. Kabut kini begitu tebal hingga jarak pandang mereka hanya beberapa meter. Udara yang mereka hirup terasa berat, seperti ditarik dari paru-paru mereka. Napas mereka mulai terlihat dalam bentuk kabut kecil yang mengepul.
Bau busuk mulai tercium, semakin kuat seiring mereka melangkah lebih dalam. Awalnya samar, seperti bau kayu yang membusuk. Namun, semakin mereka berjalan, aroma itu menjadi tajam dan menusuk. Itu adalah bau kematian-busuk, asam, dan pekat. Beberapa kesatria mengangkat kain ke wajah mereka, mencoba menahan mual.
Langkah Isaac mendadak berhenti. Dia mengangkat tangannya, dan seluruh rombongan langsung membeku di tempat.
Setelah itu, mereka melihat...
Di depan mereka, tergeletak bangkai-bangkai hewan yang telah membusuk hingga nyaris tak berbentuk.
Namun yang aneh, tidak ada lalat-lalat yang berterbangan di atasnya. Tidak ada serangga yang merayap di bangkai itu. Hanya tulang-tulang yang menghitam dan daging yang mencair seperti lilin yang terbakar.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Change
RomanceNara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dunia novel yang pernah dibacanya sebagai.Daisy, karakter yang bahkan tidak pernah disebutkan dalam ce...