BAB XXXVIII - Aku Juga Mencintaimu-

8.4K 687 35
                                    

Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶

Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.

🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨

🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧

**Terima kasih,Salam Pena**

❤️😙😁😆❤️

*******∆******


Isaac memimpin rombongan mereka ke dalam gua yang gelap dan penuh rahasia, diikuti oleh Lucian, Ethan, dan beberapa prajurit yang berjaga dengan penuh waspada. Carberus, makhluk buas itu , ditempatkan di mulut gua, menjaga agar tak ada yang keluar atau masuk tanpa seizin tuannya.

Saat mereka masuk lebih dalam ke dalam gua, suasana semakin mencekam. Troll kecil yang memandu mereka tampak cemas, matanya terus bergerak gelisah.

Di sekitarnya, troll-troll besar tertidur lelap, suara dengkuran mereka bergemuruh. Para prajurit menahan napas, bergerak sepelan mungkin agar tidak membangunkan para monster itu. Tapi Isaac?. Matanya berkilat tajam, memandang para troll besar itu dengan kemarahan, seolah-olah merencanakan bagaimana kematian mereka.

Semakin dalam mereka masuk, bau busuk menyengat semakin kuat. Dan kemudian, mereka menemukannya-tumpukan mayat manusia dan hewan, bercampur dalam keadaan yang mengerikan. Para prajurit terpaku, menyadari bahwa mayat-mayat itu adalah orang-orang yang selama ini mereka cari. Kengerian membayangi wajah mereka, tetapi mereka tetap maju, mulai mengatur mayat-mayat itu satu per satu untuk diidentifikasi.

Isaac berdiri diam, matanya menelusuri setiap wajah tanpa emosi. Tapi ketika tidak menemukan Daisy di antara mayat-mayat itu, ia merasakan perasaan aneh yang bercampur aduk di dalam hatinya. Entah harus lega atau putus asa, Isaac mengalihkan tatapannya pada troll kecil itu. Pandangannya berubah menjadi gelap dan berbahaya.

"Kau berani berbohong,padaku?" tanyanya dengan suara rendah namun mengancam, membuat troll kecil itu gemetar.

**"Z'groh da vin r'gaz?"** gumam troll itu ketakutan, tidak memahami pertanyaan Isaac.

Tapi suara Isaac yang menggelegar membangunkan troll-troll besar yang tidur. Mereka terbangun dalam amarah, mata mereka yang merah menyala menatap tajam pada Isaac dan para prajurit.

**"R'khag! Vru'nikh d'garr z'hu! K'thul vrash do'ragh!"** teriak salah satu troll, suaranya menggema di gua. Troll itu mengancam dengan kata-kata yang tidak dimengerti oleh Isaac dan yang lainnya, tetapi maknanya jelas-mereka marah dan siap menyerang.

Lucian dengan cepat menarik pedangnya, mendekat ke Isaac. "Apa yang kau lakukan? Kau membangunkan mereka!" bisiknya panik. Di sampingnya, Ethan sudah mengarahkan busurnya ke arah salah satu troll besar, siap bertarung.

Isaac hanya mengabaikan mereka. Tatapannya tetap dingin, tertuju pada troll kecil di depannya. "Apakah kau mempermainkan ku?" geramnya, suaranya bagaikan petir yang menggelegar.

Troll kecil itu terguncang, jatuh terduduk ketakutan, lalu mulai meracau dalam bahasanya sendiri. **"N'groh! N'groh z'tar g'rukh!"**

Tapi Isaac tidak peduli. Ia menyeret pedangnya di tanah, menciptakan suara berderit yang mengerikan. "Baiklah mari kita bermain" Pedangnya terangkat tinggi, bersiap menebas troll kecil itu.

The Story ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang