BAB XXXIV -Daisy Tidak Mungkin Meninggal -

6.9K 554 7
                                    


Halo semuanya terimakasih🤗 sudah mampir ke cerita ini.Sebagai penulis baru mohon dukungan dan sarannya.👏👏👏🫶🫶🫶

Selamat membaca💛🧡❤️, dan jangan ragu untuk memberikan umpan balik. Dukungan kalian sangat berarti untuk pemula seperti saya.

🚨Disarankan untuk memutar Vidio lagu diatas atau memutar lagu yang kalian rasa cocok supaya lebih bisa meresapi suasana cerita🚨

🚧Saran untuk yang tidak bisa memutar video YouTube musik diatas :saat pertama kali masuk langsung scroll ke bawah langsung,diusahain yang cepet,setelah loading kedengeran suaranya baru scroll ke atas lagi tapi jangan sampai ngelewati judul,baru baca🚧

**Terima kasih,Salam Pena**

❤️😙😁😆❤️

*******∆******

Isaac melangkah gelisah, Sorot matanya yang tajam menyapu sekeliling, seakan berharap menemukan sosok yang ia cari, namun hasilnya nihil.

Beberapa wanita yang sebelumnya berkerumun di sudut tenda memperhatikan kegelisahannya dan saling bertukar pandang. Perlahan, mereka mendekat, hati-hati dan ragu-ragu, dipimpin oleh Nona Rose, yang paling berani di antara mereka.

"Tuan Isaac," ujar Nona Rose dengan suara lembut namun sarat kegelisahan. "Apakah Anda sudah menemukan Nona Daisy? Kami juga mencarinya sejak tadi. Kami terakhir kali melihatnya sebelum serangan terjadi"

Charlotte, yang berdiri di samping Rose, tampak gemetar saat menambahkan, "Sebenarnya, Nona Daisy yang pertama kali memperingatkan kami tentang monster yang akan menyerang dan untuk segera berlindung. Jika bukan karena dia, pasti akan lebih banyak korban jiwa."

Isaac memicingkan mata, mencoba mencerna informasi yang semakin membingungkan. "Apa maksudmu? Daisy yang pertama kali tahu? Bahkan sebelum semuanya terjadi?" tanyanya dengan nada yang mencampurkan kekhawatiran dan ketidakpercayaan.

Amelia, yang berdiri di belakang Charlotte, mengangguk pelan. "Ya, Nona Daisy-lah yang pertama kali menyadari. Awalnya kami ragu, tapi..... dia begitu yakin. Rasanya seolah dia tahu pasti apa yang akan terjadi."

Isaac mengangguk, meskipun hatinya semakin diliputi kecemasan. "Kalau begitu, di mana dia sekarang?" tanyanya dengan desakan yang tidak bisa lagi ia sembunyikan.

Sarah, yang sejak tadi diam, tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah batu kecil yang terbelah menjadi dua, memancarkan cahaya lembut nan misterius. "Nona Daisy memberikan kami batu ini sebelum dia pergi. Dia bilang, kalau monster menyerang dan kami tidak punya pilihan lain, kami harus memecahkannya. Bau dari batu ini katanya bisa mengusir monster kelas rendah. Ternyata memang benar, batu ini berhasil menyelamatkan kami."

Isaac menatap batu itu dengan tatapan penuh kebingungan. "Bagaimana Daisy bisa tahu semua ini? Dari mana dia mendapatkan batu aneh ini?" tanyanya, lebih kepada dirinya sendiri daripada orang lain.

Di dalam hatinya, ia mulai merasakan jarak yang tak terlihat antara dirinya dan Daisy, gadis lembut dan manis itu. Daisy, yang ia kira hanyalah seorang gadis biasa, tampaknya menyimpan rahasia yang jauh lebih besar dari yang pernah ia bayangkan.Terkadang dia juga merasakan itu,dia merasa daisy menyembunyikan sesuatu darinya.

Nona Rose menatap Isaac, pipinya merona merah saat melihat sosok pemuda itu dalam keadaan berantakan, namun tetap memancarkan ketampanan yang membuat jantungnya berdebar.

The Story ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang