Bab 20

1.5K 125 16
                                    

Acara yang sudah di nantikan kedua belah pihak keluarga akhirnya akan terlaksana pagi ini. Dekorasi dengan tema pesta kebun sesuai dengan permintaan Sinna berhasil Eyza wujudkan. Bertempat di lahan kosong yang terletak di sebelah ruko milik Eyza dan Sinna membuat siapa saja tak menyangka dekorasinya dapat di pasang sedemikian rupa.

"Ry, abangmu sudah bangun belum? Sudah jam set 5. Jam 6 kita sudah harus jalan ke rumah Sinna." Tanya Yanti pada Qary yang baru saja keluar dari kamarnya untuk mengambil wudhu.

"Hah?" Tanya Qary sambil menggaruk kepalanya, karena kesadarannya yang belum terisi penuh.

"Itu abangmu sudah bangun belum Abqary?" Tanya Yanti sekali lagi yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Qary.

"Sudah buruan kamu wudhu, biar kena air tuh muka jadi nyambung kalau di ajak ngobrol." Titah Yanti pada Qary yang langsung ia lakukan.

Setelah mengambil wudhu, Qary berjalan menuju kamar Eyza untuk membangunkannya.

"Dasar kebo! Udah gue ingetin gak usah terima tamu sampai malam. Malah diterima sampai hampir pagi." Gumam Qary kesal melihat Eyza yang masih meringkuk nyenyak di ranjangnya.

"Bang Eyza. Bangun." Ucap Qary pelan pada percobaan pertamanya membangunkan Eyza.

Gue apain ya ni orang biar bangun.

"ABANG." Ucap Qary sedikit berteriak dengan mengguncang tubuh Eyza membuatnya sedikit mengerjapkan mata, namun kemudian memejam kembali.

"Bang bang bang. Bangun, mbak Sinna mau nikah sama Budi." Ucap Qary jahil dengan mengguncang tubuh Eyza dengan kencang membuat kesadaran Eyza mendadak penuh dan langsung duduk.

"HAH, Sinna nikah sama siapa Ry? Kenapa bisa?" Tanya Eyza seperti orang bodoh. Mau saja dia dijahili oleh Qary.

"Sama Lo lah, sama siapa lagi." Barulah Eyza sadar jika Qary sedang menjahilinya dan langsung menimpuk Qary dengan bantal guling yang tadi dipeluknya.

"Buruan mandi. Habis itu sholat terus siap-siap. Bunda udah nyariin Lo dari tadi." Perintah Qary sambil melempar handuk yang ia raih dari gantungan di balik pintu kamar Eyza.

Setelah melakukan segala ritual mandinya, Eyza bergegas melaksanakan shalat. Lalu buru-buru ia menyiapkan diri karena sebentar lagi MUA yang akan membantunya memakai segala perlengkapannya akan datang. Dilain tempat Sinna telah bersiap dari jam setengah tiga pagi tadi. Ia mandi dengan air rebusan rempah, kemudian mengganti bajunya dengan  dalaman manset putih di padukan dengan legging senada agar nanti langsung dapat di rias saat kakak sepupunya datang.

"Wah pinter calon mantenku ini. Sudah mandi, dah pakai manset sama legging, softlens juga sudah on point. Aku ayem kalau begini." Ucap Dian yang baru saja masuk dengan membawa sekoper alat make up yang akan ia kenakan pada Sinna.

"Mau makan dulu gak Sinn?" Tanyanya lagi.

"Nanti aja deh mba, habis acara. Masih bisa Sinna tahan." Jawab Sinna santai sambil tersenyum.

Detail demi detail langsung Dian kerjakan riasan pada wajah Sinna. Bibir tipisnya yang kini terbalut oleh lipstik berwarna merah sedikit terang. Serta paes yang menghiasi keningnya, membuat beberapa orang pangling melihat Sinna hari ini. Belum lagi hiasan melati yang sungguh membawa harum semerbak, semakin mendukung kecantikan Sinna pagi ini.

"Alhamdulillah udah beres. Sekarang tinggal pakai bajunya Sinn." Ucap Dian pada Sinna setelah selesai dengan rangkaian make up pada wajah Sinna.

Dengan telaten Dian membantu Sinna dengan memakaikan kain jarik terlebih dulu. Melilitnya pada tubuh bagian bawah Sinna. Lalu mengencangkannya dengan bengkung. Kemudian masuk pada kebaya putih tulang yang baru saja dikirim seminggu yang lalu oleh penjahit yang Sinna pilih membuat kebaya untuk hari sakral dalam hidupnya.

Ruko BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang