To : Calon Mantu
Kak tolong ajakin ayah mancing dong
Aku sama mamah mau buat surprise untuk ayahNanti aku telpon ayah
Habis surprise in Abi ya tapi
Soalnya udah keburu janji sama adek adekOke.
Salam buat AbiBiyya tersenyum, lalu mengembalikan kembali hp milik Sinna ke sang empunya. Sinna hanya geleng-geleng kepala, tak menyangka anaknya tertular virus baik dari Rumma, seorang anak laki-laki sholih yang ternyata membawa perubahan besar dalam hidup Biyya.
"Kenapa gak pakai nomor sendiri aja sih Biyy?" Protes Sinna pada Biyya.
"Takut keterusan, jadi gak bisa berhenti ma. Nanti setan kesenengan kalau Biyya dan Rumma gagal menjaga diri." Jawab Biyya membuat Sinna tersenyum sangat bahagia.
"Masyaallah, baru sebentar di suruh belajar jadi calon istri yang baik. Sudah banyak ilmunya ya Biyy. Semoga istiqomah dalam jalan kebaikan anak mama." Ucap Sinna lalu melanjutkan aktifitasnya.
"Kasih kejutan apa ya ma untuk ayah?" Tanya Biyya pada Sinna.
"Susah Biyy. Pasti ketebak." Jawab Sinna yang sudah hafal betul. Pasti gagal kalau soal kejutan untuk Eyza.
"Kan Biyya udah suruh Rumma ngajak ayah mancing. Pasti ayah gak akan curiga. Bikin kue aja mau gak ma?" Tanya Biyya penuh semangat ke arah Sinna.
"Kue? Mama gak bisa loh Biyy. Jangan ngadi ngadi deh." Tolak Sinna karena merasa permintaan Biyya ini agak sedikit merepotkan.
"Biyya bisa dong." Ucap Biyya sedikit jumawa.
"Kok bisa?" Tanya Sinna lagi dengan tatapan tak percaya.
"Diajarin umik." Jawab Biyya dengan sedikit tersipu malu.
"Cie cie diajarin calon mertua." Ledek Sinna pada Biyya membuat anak gadisnya itu sedikit salah tingkah.
"Ah ma--"
"Apa nih udah calon mertua calon mertua aja?" Celetuk Qary yang tiba-tiba masuk dan mengganggu aktivitas Biyya dan Eyza.
"Dosa apa yang hamba lakukan ya Allah, hingga biang masalah masuk ke dalam rumah ini." Ucap Sinna sambil memejamkan matanya dan menghadap ke arah atas. Sedang Biyya hanya terkikik melihat tingkah ibu dan pamannya itu.
Qary mendengus. Lalu mencipratkan air ke arah wajah Sinna. "Sucikanlah dirimu wahai anak Adam." Ucapnya membuat tawa Biyya akhirnya pecah.
"Adik ipar durhaka lo ya. Gue kutuk jadi kodok tahu rasa lo." Ancam Sinna pada Qary setelah ia mengambil tisu untuk mengusap wajahnya yang basah karena ulah Qary.
"Lagian ketemu gue kek ketemu setan. Segala bawa dosa-dosa." Ujar Qary yang tak terima dengan ucapan Sinna tadi.
"Dan kamu ya Biyy, emang oom udah bilang oke kamu nikah sama pemuda klemar klemer itu?" Tanya Qary penuh intimidasi ke arah Biyya.
"Ry, diem. Jangan bergerak." Ujar Sinna tiba-tiba.
"Apaan sih, gak jelas banget lo mbak." Jawab Qary yang melihat keanehan pada sikap Qary.
"Diem dulu bisa gak." Ucap Sinna lagi.
"Apasih mbak! Biyy, mbok kasih tahu loh mama mu ini. Jangan aneh-aneh." Balas Qary kini bukan pada Sinna, melainkan meminta bantuan dari Biyya.
"Ada kecoa di kaki lo Ry." Teriak Sinna lalu tertawa melihat Qary yang berlari terbirit-birit karena mendengar kata kecoa.
"Huaaaaaaa...."