"Ry Qary!" Panggil Eyza sedikit berbisik pada Qary yang tengah sibuk bermain bersama anak-anaknya.
"Apa sih bang. Ganggu amat." Balas Qary tak terima dengan nada agak keras membuat Eyza memberi isyarat agar di memelankan suaranya.
"Jangan berisik. Nanti Sinna denger." Ucap Eyza masih setengah berbisik.
"Apa?" Tanya Qary dengan gerakan isyarat.
"Sini." Panggil Eyza yang membuat Qary terpaksa meninggalkan anak-anaknya dan mendatangi Eyza.
"Gawat Ry." Ucap Eyza yang membuat Qary sedikit bingung.
"Apanya yang gawat Eyza?" Balas Qary dengan nada agak keras membuat Eyza langsung membekap mulutnya.
"Bisa gak keras-keras gak ngomongnya?" Ucap Eyza tanpa melepas telapak tangannya dari mulut Qary.
Qary yang merasa engap menepuk-nepuk tangan Eyza agar melepas bekapannya dari mulut Qary. "Bau banget tangan Lo, habis coli ya!"
Eyza terkekeh. "Tahu aja Lo." Ucapnya membuat Qary membelalakkan matanya.
"Ada apa? Kalau gak penting gak usah ganggu gue, gue lagi main sama anak gue." Jawab Qary membuat Eyza mencibirnya.
"Dih si paling anak, paling bentar lagi tuh anak juga nangis karena Lo jahilin."
"Bang kok Lo jadi makin cerewet gini, makin ngeselin ya!" Ucap Qary kesal melihat tingkah Eyza.
"Bantuin gue, gue lupa hari ini Sinna ulang tahun. Dan gue belum nyiapin apa-apa." Ucap Eyza berbisik pada Qary membuat ide jahil langsung terlintas di pikiran Qary.
"Bener mau gue bantuin?" Tanyanya pada Eyza.
Eyza sejenak berpikir, semoga ide yang keluar dari Qary bukan ide gila yang dapat mempertaruhkan rumah tangganya. "Jangan aneh-aneh ya tapi Ry."
"Iya iya aman kok." Jawab Qary santai.
"Eh sebentar tapi Biyya, sama Ghaaza di rumah gak?" Tanya Qary memastikan terlebih dahulu demi kelancaran ide yang akan ia lakukan.
"Biyya pergi sama Rumma. Ghaaza kayaknya di rumah bapak sama ibunya Sinna." Jawab Eyza pasti membuat Qary mengacungkan jempolnya.
"Oke kita mulai sekarang ya bang." Ucap Qary sambil tersenyum.
"Apanya Ry?" Tanya Eyza bingung.
Melihat langkah kaki Sinna yang mendekat, Qary menghitung mundur dan berteriak kelabakan. "1..2..3.... Apa bang? Lo ketemuan sama mantan Lo di cafe depan kompleks? Tega banget sih Lo sama mbak Sinna." Teriak Qary yang membuat Eyza membulatkan matanya karena tak siap dengan drama yang Qary buat.
Sialan si Qary, batin Eyza saat Sinna mendekat ke arahnya dengan tatapan emosi yang membara.
"Gimana gimana Ry?" Tanya Sinna memperjelas apa yang samar-samar ia dengar dari teriakan Qary tadi.
Qary berpura-pura tak menyadari kehadiran Sinna, dan justru bertanya balik padanya. "Eh mbak Sinna, bukan apa-apa kok mbak." Jawab Qary penuh kebohongan.
"Ulangi yang lo bilang tadi! Gue denger ya Abqary!" Tegas Sinna membuat nyali Eyza menciut seketika.
Beneran anjing si Qary! Kalau gini bisa mati gue sama Sinna.
"Tapi janji mbak Sinna gak boleh marah dulu ya?" Ucap Qary memperingati Sinna terlebih dahulu.
"Heem." Jawab Sinna singkat semakin membuat Eyza senam jantung dibuatnya.
"Masak kata bang Eyza dia baru nemuin Indah di cafe depan gang sana." Ucap Qary mengarang cerita.
"Bener Za?" Tanya Sinna memanggil Eyza dengan hanya menyebut namanya.