Bab 41

1K 92 8
                                    

Dilla dan Qary kini tengah sibuk di rumah Dilla untuk menyiapkan kue yang akan digunakan sebagai properti gender reveal anak Sinna dan Eyza. Acaranya akan digelar sore ini di kediaman Dandi dan Widya atas permintaan Sinna. Amplop yang berisi tulisan dokter terkait  jenis kelamin anak Sinna dan Eyza memang langsung diberikan pada Dilla agar keduanya tak mengetahuinya terlebih dahulu.

"Abang deg-degan gak?" Tanya Sinna yang kini tengah duduk sambil memasukkan kakinya ke dalam kolam ikan yang berada di rumah Dandi.

"Kenapa gitu dek?" Jawab Eyza balik bertanya.

"Iya Abang penasaran gak sama jenis kelaminnya?" Tanya Sinna lagi.

"Penasaran sih. Tapi apa aja yang Allah tetapkan, insyaallah sama-sama membuat Abang bahagia dan tetap melengkapi kebahagiaan kita sebagai suami istri." Jawabnya lembut membuat Sinna tersenyum. Mungkin Eyza nya telah kembali dengan mood nya yang baik.

"Gak harus laki-laki dulu?" Tanya Sinna kembali yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Eyza.

"Apa aja adek sayang. Yang penting lahir sehat selamat, dan gak membebani mamanya." Jawab Eyza sambil tersenyum.

"Beneran Abang?" Tanya Sinna memastikan.

"Iya sayang beneran." Jawab Eyza lembut dengan mengusap kepala Sinna yang tak terbalut hijabnya.

"Tapi kalau dari dalam hati Abang pengennya apa dulu?"

"Apa ya? Perempuan aja deh, biar sama cantiknya kayak adek." Jawab Eyza sedikit memberi rayuan pada Sinna.

"Tapi kayaknya wajahnya bakal mirip Abang deh. Ngidamnya aja semua diborong sama abang." Ucap Sinna sedikit kesal mengingat semua hal random yang telah Eyza lakukan.

"Gapapa dong, kalau anak perempuan mirip ayahnya tuh katanya bawa banyak rejeki tahu. Yang mirip wajahnya aja, sifat dan sikapnya mirip mamanya aja ya nak." Jawab Eyza kini berganti mengelus perut Sinna.

"Iya lah. Sinna juga gamau kalau anaknya dingin kayak kulkas empat pintu." Jawab Sinna asal yang langsung dibalas tatapan tajam oleh Eyza.

"Eh gak gak. Sinna cuma bercanda Abang." Imbuh Sinna lagi sambil menunjukkan deretan giginya.

"Abang. Adek cuma bercanda loh." Rengek Sinna lagi sambil menunjukkan puppy eyes nya yang membuat Eyza luluh seketika.

"Bisaan pasang wajah begitu. Emang Abang sedingin itu ya?" Tanya Eyza mengembalikan topik kulkas empat pintu yang Sinna mulai tadi.

"Dulu sih iya. Sinna sebel banget lihat Abang dingin sama jarang ngomong. Kalau sekarang kulkasnya udah mencari kena api cintanya Sinna yang lebih besar." Jawab Sinna dengan senyum menghiasi wajahnya.

"Pantes tiap malam Abang panas terus kalau di samping adek." Jawab Eyza dengan pikiran kotornya.

"Abang. Mesum ih." Pekik Sinna yang membuat Eyza terkekeh.

"Sekarang juga udah panas nih." Ucap Eyza sambil menarik tangan Sinna menuju pahanya.

"Abang!" Pekiknya lagi sambil menepuk kencang paha Eyza.

***

Seluruh keluarga telah berkumpul di ruang keluarga kediaman Dandi. Semuanya menanti dengan tak sabar hasil yang Dilla dapatkan dari dokter Rara. Dandi, Arno, Eyza dan Qary mengenakan kaos berwarna merah muda, sementara Widya, Yanti, Sinna, Dilla dan Dira mengenakan baju bernuansa biru. Biar adil saja katanya.

"Duh kira-kira cowok apa cewek nih?" Tanya Yanti antusias sambil menunggu kue yang sudah Dilla siapkan agar dipotong oleh Sinna.

"Cewek sih kayaknya mbak. Soalnya Eyza yang lebih rewel ngidamnya dibanding Sinna." Jawab Widya menimpali pertanyaan Yanti.

Ruko BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang