Pagi baru, rutinitas baru. Itulah yang kini sedang Sinna rasakan. Pagi ini Eyza sudah membangunkannya sejak pukul 5 tadi. Sengaja Eyza lakukan agar Sinna bisa membantu Yanti membereskan rumah dan memasak di dapur.
"Bang, Sinna harus banget ke dapur sekarang?" Tanya Sinna yang masih bergelut dengan selimutnya, sementara Eyza sudah duduk di tepi ranjangnya.
Ya Tuhan drama apalagi pagi ini.
"Cuma bantuin bunda masak sayang. Nanti biar Abang yang beres-beres rumah." Jawab Eyza masih dengan kelembutan agar mood Sinna terjaga.
"Katanya gak mewajibkan istrinya untuk masak." Gerutu Sinna di balik selimut yang ia gunakan untuk menutup mulutnya.
"Gak wajib Sinna. Cuma menghargai bunda karena kita masih di rumah bunda. Kalau di rumah sendiri bebas deh, Sinna mau bangun jam 12 siang Abang gak akan protes. Asal jatah lancar." Jawab Eyza yang membuat Sinna membuka selimut yang menutup mulutnya dan menatap Eyza tajam.
"Mesum!"
"Tapi enak kan?" Goda Eyza yang membuat mata Sinna semakin memicing.
"Sinna gak usah bantu bunda masak deh bang. Takut jadi gak enak masakannya." Rengek Sinna mencoba bernegosiasi kembali.
Ya Tuhan. Cuma bantuin mertuanya kayak di suruh ketemu musuhnya.
"Ya udah gak usah masak. Tapi buka bajunya." Ucap Eyza yang membuat Sinna bingung.
"Ngapain buka baju?"
"Bikin dedek bayi." Bisik Eyza yang membuat Sinna refleks melempar bantal pada muka suaminya.
"Dasar mesum."
"Kamu di suruh bantuin bunda males gitu, ya mending bantuin Abang di ranjang. Biar kalau bunda tanya Abang gak harus bohong. Abang jawab aja, Sinna gak bisa bantuin bunda karena baru mengusahakan cucu yang ganteng dan cantik buat bunda." Jelas Eyza membuat mata Sinna semakin membulat.
"Dasar gila!"
Sinna langsung bangkit dari tidurnya. Masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya sekedarnya. Setelahnya Sinna keluar dengan menggunakan daster berlengan pendek dan menggulung rambutnya membuat leher jenjangnya terekspos bebas.
"Kamu mau keluar begini Sinn?" Tanya Eyza yang diangguki oleh Sinna.
"Yakin?" Tanyanya lagi.
"Kenapa sih bang? Jelek ya?" Tanya Sinna yang sedang duduk di tepi kasur dengan tas kecil berisi beberapa perlengkapan skincarenya.
"Cantik sih." Gumam Eyza sedikit ragu.
"Terus?"
"Apa gak digerai aja rambutnya?" Ucap Eyza mencoba memberi saran.
"Ya kali bang, Sinna masak rambutnya digerai. Apa gak nanti bau bawang, iya kalau cuma bau bawang kalau rontok dan malah jatuh ke makanan. Bisa dikira mantu jorok Sinna." Jelas Sinna pada Eyza.
"Tapi.."
"Udah ah jadi gak keluar-keluar Sinna kalau ngeladenin omongan Abang." Ucap Sinna berlalu meninggalkan Eyza begitu saja.
***
Seluruh keluarga telah bersiap menunggu sarapan pertama yang dibuat oleh Yanti dan menantu pertama keluarga Arno. Ketiga pria itu sudah duduk dibangkunya masing-masing ditambah dengan Nadira. Sementara Yanti dan Sinna kini tengah sibuk memindahkan makanan yang telah siap ke atas meja makan mereka.
"Bang itu serius mbak Sinna gak pakai kerudung?" Bisik Qary di telinga Eyza.
"Lah kenapa di rumah ini." Jawab Eyza datar.